danau-toba.wahananews.co | Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus, belakangan menggencarkan program pertanaman padi dua kali setahun.
Hal itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Toba.
Baca Juga:
Indonesia Tuan Rumah F1 PowerBoat World Championship Tahun 2023,Oki Bagariang"ini akan menjadi sejarah untuk dunia"
Pencanangan pertanaman dua kali setahun itu, Ir Poltak Sitorus langsung turun ke berhadapan dengan masyarakat.
Di Kecamatan Siantar Narumonda, para Kepala Desa dan masyarakat diajak berdialog. Tak hanya itu, Desa Siraituruk Simpang Siguragura, Kecamatan Porsea, juga di sambangi Bupati, Kamis (14/7/2022).
Dari pertemuan dan dialog itu, ditemukan salah satu kendala yakni ketersediaan dan harga pupuk.
Baca Juga:
Kapolda Jambi Pimpin Upacara Pemberian Penghargaan kepada Personel yang Beprestasi
Tak habis akal, Bupati menganjurkan agar petani mengoptimalkan penggunaan pupuk organik.
Bupati berpesan, bahwa memang harus ditekuni dengan kerja keras.
Dia memberikan perbandingan dengan pertanian padi di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Disana, pertanaman padi sudah tiga kali setahun dengan memanfaatkan kotoran ternak yang diolah menjadi pupuk organik.
“Padahal, distribusi pupuk sama dengan kita yang hanya 30% dari rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Namun mereka saat ini telah memenuhi kebutuhan akan pupuk melalui kotoran sapi,” kata Bupati Poltak.
Dijelaskannya juga bagaimana cara masyarakat di Kabupaten Boyolali meminjam ke bank melalui kredit usaha rakyat (KUR).
KUR digunakan untuk modal membeli sapi baik sapi penghasil susu ataupun sapi penghasil daging berjenis sapi Australia Limosin.
Kemudian mereka memanfaatkan kotoran ternak ini diolah jadi pupuk organik.
"Saya juga telah mengkoordinasikan dengan Kadis Ketapang agar melakukan percontohan dengan membawa petani dari toba untuk terlibat langsung di pertanian Boyolali, melakukan apa yang mereka lakukan dan mengikuti pola hidup dan pola kerja mereka," kata Bupati Poltak
Dia berharap Toba bisa menirunya agar ada perubahan.
Untuk mengatasi perihal kekurangan pupuk, Bupati Poltak Sitorus mengajak untuk mengelola apa yang ada di lingkungan diolah jadi pupuk.
"Saya minta para kepala desa dan penyuluh untuk menggerakkan masyarakat membuat pupuk organik.
Saya akan kerahkan Dinas Ketapang dan Dinas Pertanian untuk turun ke lapangan memberikan pelatihan dan membagikan ilmu pengetahuan ke masyarakat agar dapat diterapkan," katanya menambahkan.
Diceritakan lebih lanjut, rata-rata masyarakat Boyolali beternak dan memperoleh hasil susu dan daging bahkan pupuk.
Angka stunting mereka juga rendah karena kebutuhan tercukupi hingga Boyolali diberi penghargaan sebagai kabupaten mandiri.
Berdasarkan hal tersebut, Bupati Poltak Sitorus mengatakan bahwa Pemkab Toba tidak mau jauh dari masyarakat dan mengerahkan para penyuluh untuk memberikan perhatian guna menjadikan daerah kita ini makmur dari hasil pertanian.
"Tidak mungkin kita makmur dan sejahtera tanpa bekerja keras, rubah mindset masyarakat yang terbiasa berleha-leha.
Tugas kita mensejahterakan masyarakat baik pemkab, pemerintah kecamatan bahkan pemerintah desa," katanya menegaskan.
Mengenai pengolahan pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak sementara ternak di Toba minim, Bupati Poltak Sitorus akan berusaha membantu masyarakat untuk pinjaman KUR di bank.
Karena sebelumnya Pemkab telah lakukan koordinasi dengan pihak bank baik BRI dan Sumut terkait pinjaman KUR untuk modal beternak agar hasil ternak baik susu dan daging bahkan kotorannya dapat berguna dengan baik.
Bahkan dalam hal pengelolaan sampah, Bupati Poltak juga sampaikan bahwa sampah bisa menghasilkan sesuatu yang ekonomis dengan cara memisahkan sampah organik dan non organik.
Sampah organik dapat diolah menjadi maggot untuk pakan ternak atau bahkan pupuk.
Bupati Poltak pada kesempatan ini berulang kali mengajak agar para kepala desa dan masyarakat bekerjasama dengan pemerintah.
"Sedikit yang bisa kita kerjakan sendiri- sendiri namun akan banyak yang kita kerjakan bersama sama maka dari itu mari kita bekerjasama agar Toba unggul dan bersinar,"katanya.
Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus bersama Kepala Desa se-Kecamatan Siantar Narumonda, berfoto bersama seusai dialog pencanangan pertanaman padi duakali setahun, di Aula Kantor Camat Siantar Narumonda, Kamis (14/7/2022). [foto: kominfotoba].
Pada sesi tanya jawab, Kepala Desa Narumonda 8, Hotler Marpaung menyampaikan kondisi hasil jagung di tahun lalu yang menurutnya per-rante menghasilkan 100 kg bahkan ada yang sampai 400 kg.
Meskipun tahun lalu musim hujan namun melalui gotong royong masyarakat dalam upaya membersihkan paritan agar tidak terjadi genangan maka jagung dapat terselamatkan.
Adapun kendala pasca panen saat itu, Hotler mengatakan adanya bekas batang jagung yang telah menjadi hama karena ampas jagung dibuang ke sungai.
Namun akhirnya dapat disiasati dengan mengolah kembali sampah jagung dan tidak dibuang kembali ke sungai.
Hotler juga mengajukan beberapa permohonan kepada Pemkab diantaranya agar dapat memberi bantuan berupa traktor agar lahan dapat diolah.
Bahkan ampas jagung juga terolah otomatis bersama lahannya dan juga agar petani tidak menyewa traktor dari pihak lain.
Kemudian dibutuhkan sosialisasi dan pelatihan bagi petani ,bagaimana cara menanam padi dan jagung yang baik di lahan persawahan dan lahan kering.
Terakhir terkait masalah KUR yang dialami petani adalah adanya jumlah pinjaman KUR yang melebihi batas kemampuan peminjam.
Hal itu mengakibatkan kredit pinjaman macet, maka pihaknya meminta bantuan Pemkab untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak bank agar pinjaman di masyarakat kami memang sesuai kapasitas dan kemampuan petani kami.
Sementara itu, Kepala Desa Siantar Sitiotio Aladin Marpaung yang saat ini fokus bagaimana mengolah kembali semak dan batang jagung untuk menjadi pupuk.
Karena, saat ini di Desa Sitiotio banyak semak belukar dan bekas batang jagung. Disampaikan juga permohonan akan kebutuhan mesin penghancur atau penggiling untuk mengolah pupuk organik.
"Jadi kami harapkan bantuan dari Pemkab untuk dapat memfasilitasi kami melakukan pinjaman di bank karena kami belum memiliki Bumdes agar kami dapat memiliki mesin penghancur atau penggiling batang jagung ini," kata Aladin.
Selain itu, Aladin juga menyampaikan adanya lahan seluas 20 ha dengan akses jembatan yang putus karena harus menyeberangi sungai yang saat ini terlantar.
Dikatakannya lagi bahwa memang ada warga Prancis yang mau memberi bantuan berupa jembatan gantung gratis namun mereka inginkan agar kita sendiri yang menyediakan fondasi dan para pekerjanya.
Sedangkan Hotbin Marpaung yang merupakan Kepala Desa Narumonda 2 mengatakan desa mereka memiliki lahan dan akan memilih petani yang memiliki kemauan tinggi dan pengetahuan pertanian untuk dibina kembali mengelola lahan.
Senada dengan keluhan Kades Siantar Sitiotio, Kades Siantar Tonga-tonga 1 Robinson Marpaung, mengatakan untuk Siantar Tonga-tonga 1,2,3 yang merupakan desa penghasil jagung dan beras yang baik juga memiliki kendala dalam hal pemasarannya.
Hal ini disebabkan akses jalan yakni jembatan yang menghubungkan ketiga desa untuk keluar memasarkan hasil pertaniannya telah rusak.
Ia pun bermohon agar Pemkab dapat meninjau kembali kondisi jembatan supaya dapat dipakai kembali.
Menanggapi pernyataan dan permohonan para kepala desa, Bupati Poltak menyampaikan bahwa Pemkab akan mengkomunikasikan dengan pihak bank agar analisis mereka dalam pemberian pinjaman benar-benar sesuai dengan kemampuan masyarakat, agar pinjaman tidak macet.
Soal kebutuhan akan penyuluh, Bupati Poltak memastikan melalui Dinas Ketapang untuk memenuhi kebutuhan akan penyuluh.
"Apa pun yang bapak kades butuhkan nanti kita akan pastikan turun untuk membantu agar desa bahkan Kecamatan Siantar Narumonda dapat menjadi role model kedepannya jadi percontohan integrated farming system," ujar Bupati Poltak
Dan untuk jembatan di Sitio tio dan Desa Siantar Tonga-tonga, Bupati Poltak mengatakan Pemkab akan bantu usahakan namun diminta kepala desa terlebih dahulu siapkan proposal permohonannya agar kita coba ke perusahaan yang ada.
Turut mendampingi Bupati, Wakil Bupati Toba Tonny M Simanjuntak, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Toba, Drs. Augus Sitorus, Plt. Asisten Pemerintahan Eston Sihotang, Plt. Asisten Administrasi.Umum Verry S.Napitupulu, Plt. Staf Ahli Bupati Sahat Manullang, Kabag Tapem Samuel Lumbanraja, Kabag Prokopim Try Sutrisno P. Samosir dan Camat Siantar Narumonda. [mps]