danau-toba.wahananews.co | Program pertanian padi dua kali setahun yang digencarkan Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus, mendapat kritik dari warga Patane I, Siraituruk, Kecamatan Porsea.
Warga menganggap, pertanian padi dua kali setahun akan merubah kebiasaan masyarakat yang sudah ratusan tahun. Yakni, berkolam ikan pasca panen padi.
Baca Juga:
Mengenal Sosok Bacalon Bupati Toba dr Suryadi, Bergerak Bidang Kesehatan Hingga Perjalanan Karirnya
Bupati Poltak dinilai tidak inovatif dan kreatif dalam meningkatkan taraf hidup petani, bahkan program pertanian padi duakali setahun dianggap konyol.
“Program yang diusulkan Bupati sedikit konyol, bukannya mengembangkan tradisi yang sudah ratusan tahun digeluti masyarakat, disini dapat dilihat bahwa bupati saat ini tidak inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Toba,” kata Aldi Sirait, warga Patane I, Porsea, Kamis (21/7/2022).
"Inovatif disini, seharusnya memperkenalkan hasil perikanan kepada dunia luar untuk mengembangkan pariwisata.
Baca Juga:
Bersama Simpatisan, Bacalon Bupati Toba Thurman Hutapea Daftarkan Diri ke PKB
Dan kreatif menciptakan obyek wisata baru bagi petani ikan di kabupaten ini, jangan merubah tradisi yang sudah turun- temurun.
Kabupaten ini merupakan tujuan pariwisata prioritas, sudah seharusnya menciptakan wisata baru sehingga tidak hanya menjual keindahan Danau Toba," tegas Aldi.
Selain itu, Aldi melanjutkan, usulan Bupati untuk mengoptimalkan pupuk organik, sudah dilakukan dengan menjadikan lahan sebagai kolam, di kolam sudah terbentuk pembusukan sekam padi bercampur dengan kotoran ikan yang bisa meningkatkan kualitas tanah secara alami.
Lanjut Aldi yang lulusan analisis kimia USU, justru Pemerintah Kabupaten Toba yang tidak memberikan contoh baik bagi masyarakatnya tentang pengoptimalan pupuk organik seperti pelatihan pembuatan pupuk organik yang baik dan benar, padahal sudah ada di kabupaten ini TPS-3R nomor 2 terbesar di Sumatra Utara setelah Tebing Tinggi namun ditelantarkan.
TPS-3R adalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. Hasil pengolahan sampah organik berupa kompos digunakan untuk pupuk tanaman . Selain itu untuk meningkatkan kualitas hasil pengomposan akan diterapkan teknologi kompos cacing (kascing).
"Untuk lebih lengkapnya coba Bapak Bupati yang terhormat berkunjung ke Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumbanjulu atau koordinasi dengan dinas lingkungan hidup terkait bangunan TPS-3R yang dibangun dari anggaran pusat, agar bisa dijadikan pusat pengolahan kompos di kabupaten ini," saran Aldi pada Kamis (21/7/2022).
Diketahui, Bupati Toba sedang menggencarkan pertanian padi dua kali setahun. Bupati bahkan turun langsung ke desa-desa untuk melakukan dialog dengan petani.
Di beberapa dialog, pupuk selalu menjadi kendala, karena itu Bupati menyarankan pengoptimalan pupuk organik. [mps]