WahanaNews-Khas | Keberhasilan PLN mencatatkan laba bersih terbesar sepanjang sejarah dalam kinerja keuangan 2022, menurut Pengamat Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menilai, bukti keberhasilan transformasi perseroan tersebut.
“Capaian kinerja PLN selama 2022 seakan membalikkan keadaan beberapa tahun sebelumnya. Menurutnya, pada 2020 PLN mengalami oversupply listrik mencapai 30 persen,” kata Salamudin di Jakarta, Jumat (05/5/2023).
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Masyarakat Proaktif Laporkan Pohon dan Bangunan yang Berpotensi Ganggu Jaringan Listrik
Salamudin juga mengapresiasi sejumlah strategi yang dilakukan PLN untuk mendongkrak kinerja keuangan pada 2022. Berdasarkan laporan keuangan 2022 yang sudah diaudit (audited), PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,4 triliun atau lebih tinggi 124 persen dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6,4 triliun.
“Sebenarnya, sekarang keluar dari zona rugi saja sudah untung. Ternyata, setelah melihat laporan keuangannya, ada kenaikan dari penjualan, dan tentu ini juga faktor dari pemulihan ekonomi,” kata Salamudin.
PLN kata dia, juga berhasil meningkatkan penjualan listrik sebesar 6,3 persen dari 257,6 terrawatt hour (TWh) pada 2021, menjadi 273,8 TWh pada 2022. Hal itu berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan tenaga listrik 7,7 persen dari Rp 288,9 triliun pada 2021 menjadi Rp 311,1 triliun pada 2022.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemerintah Daerah dan PLN Kolaborasi Cek Keandalan Lampu Penerangan Jalan Umum demi Keselamatan Pengguna Jalan
“Padahal sebelumnya PLN sulit mengembangkan bisnis karena aturan pemerintah yang ketat. Untuk itu, apabila PLN ingin melakukan inovasi harus mengikuti aturan-aturan yang ada,” ungkap Salamudin.
Sebagai contoh, lanjut dia, ketentuan tarif dasar listrik, harga batu bara maupun gas bumi yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Kalau dicermati dari laporan keuangan PLN (2022), terjadi beberapa penyusutan biaya di sejumlah bidang dan itu sangat membantu. Dari hal ini, efisiensi terlihat dilakukan,” ujarnya.
Ia menilai kinerja positif PLN pada 2022 juga datang dari solidnya koordinasi di internal perusahaan. Hal itu, kata dia, tampak dari mulusnya proses holding-subholding di tubuh PLN.
“Kesuksesan tersebut juga dapat diterjemahkan sebagai wujud nyata transformasi yang dilakukan PLN memang berjalan dengan baik,” ucap Salamudin.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/5) mengatakan bahwa capaian selama 2022 tersebut bukan sekadar angka.
“Di balik itu semua, ada kerja keras, dedikasi, dan loyalitas seluruh insan PLN yang melakukan transformasi dengan fondasi digitalisasi,” katanya.
“Menata seluruh proses bisnis yang berserak menjadi unified yang terfragmentasi menjadi streamlined. Mengubah kultur organisasi dari bureaucratic like menjadi business like. Mengubah sistem pelayanan pelanggan yang sebelumnya lambat, tidak responsif menjadi cepat dan sangat memuaskan,” tambah Darmawan.
PLN mengungkapkan keberhasilan tersebut berkat upaya efisiensi melalui transformasi digital secara end to end.
“Mulai dari digitalisasi sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, pengendalian sistem keuangan hingga sistem monitoring aset, hasilnya proses bisnis lebih efektif dan tepat sasaran,” kata Darmawan. [Hk]