WahanaNews-Danau Toba| Desa Siantar Sitio-tio, Kecamatan Siantar Narumonda Kabupaten Toba diresmikan sebagai Desa Wisata oleh Wakil Menteri Desa & PDTT, Budie Arie Setiadi bersama bersama Ketua Yayasan Aek Nauli Sititio, Mayjen TNI Karev Marpaung (21/4/2021).
Kemudian, pada 17 Juni 2021, Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT telah menyelesaikan master plan pengembangan spot-spot wisata.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
Sebelumnya, tanggal 9 November 2020, Bupati Toba membuat SK Bupati Nomor 665 tentang Penetapan Desa Siantar Sitio-tio menjadi Desa Wisata.
Sekarang, masyarakat Desa Siantar Sitio-tio semakin menunjukkan keseriusan dan eksistensinya dalam pengembangan Desa Wisata Siantar Sitio-tio yang belakangan ini lebih dikenal dengan Dewi Asina.
Bersama Yayasan Aek Nauli Sitio-tio, baik yang tinggal di kampung halaman maupun di perantauan, mereka secara sukarela mengumpulkan dana untuk pembangunan desanya.
Baca Juga:
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar Ingatkan Pentingnya Pembangunan Desa Wisata Berkelanjutan
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Yayasan Aek Nauli Sitio-tio, Mayjen TNI Karev Marpaung, melalui Sekretaris Umum Marlin Marpaung kepada wartawan, Senin (15/11/2021).
“Warga Desa Siantar Sitiotio semakin antusias berpartisipasi dan mendukung pembangunan spot-spot wisata yg sudah digariskan dalam Master Plan yg dikeluarkan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba utk Desa Wisata Siantar Sitiotio pada 17 Juni 2021 dan sesuai penetapan Bupati Toba melalui SK Bupati No 665 Tgl 9 November 2021,” kata Marlin Marpaung.
Dijelaskan Marlin, saat ini warga desa Siantar Sitiotio yg dimotori oleh warga desa di perantauan saling mendukung pewujudan Dewi Asina.
“Warga dari dua bius di sekitar Sungai Asahan sudah mengumpulkan dana yang memadai untuk memulai pembangunan pedestrian di pinggir Sungai Asahan sepanjang 120 M. Pedestrian ini akan digunakan juga sebagi track (jalur) sepeda, jalan santai di pinggir sungai,” kata Marlin.
Lebih jauh dijelaskan, sebagai transportasi pendukung, di salah satu titik pedestrian akan dibangun dermaga.
“Di salah satu titik pedestrian dibuat juga dermaga sederhana untuk bersandar Speedboat dan atau Solu (sampan). Sampan/Solu dan Speedboad kelak bisa digunakan wisatawan mengelilingi tepian Sungai Asahan atau dari/ke Pasir Putih Parparean di Danau Toba. Bahkan ke Balige, Parapat, dan Tomok di kawasan Danau Toba,” kata Marlin.
Sedangkan untuk kuliner, dibangun juga satu unit Saung dari bambu. Dari Saung ini dapat digunakan warga dan wisatawan Dewi Asina untuk memancing, untuk mandi berendam atau berenang melawan arus sungai Asahan.
Terakhir, marlin mengatakan bahwa pembangunan pedestrian Sungai Asahan bertujuan menjaga kelestarian.
“Pembanguan pedestrian Sungai Asahan ini sekaligus sebagai media menjaga kelestarian Sungai Asahan dari pembuangan sampah lokal, karena warga desa akan senantiasa memantau kebersihan pinggir sungai. Juga Sungai Asahan akan lebih terpelihara baik dari limbah sungai seperti ecenggondok yg akan bisa dimanfaatkan warga desa untuk industri kreatif,” pungkasnya. (mps)