Tapsel, WahanaNews.co, Kehidupan bukanlah tentang seberapa keras tekanan, tetapi seberapa kuat daya tahan dan semangat. Demikian barisan kata-kata yang menjadi filosofi hidup ayah lima anak asal Kabupaten Padang Lawas (Palas) ini. Baginya, usia hanyalah hitungan angka-angka pemacu semangat baru dalam mengeksplorasi kehidupan.
Namanya Muhammad Alinapia Lubis (61), warga Desa Tanjung, Kecamatan Ulu Barumun. Ia menjadi peserta operasi katarak gratis yang diselenggarakan PT Agincourt Resources (PTAR), di Puskesmas Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu (24 /7/2024).
Baca Juga:
Sofian Sitorus Korban Yang Diduga Diculik, Melaporkan Kejadian Tersebut ke Polres Toba
Muhammad Alinapia mengaku sebelumnya sudah pernah menjalani operasi mata katarak, yang diselenggarakan pengelola Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Tapanuli Selatan, pada tahun 2022. Saat itu, lensa mata sebelah kanan diganti karena di diagnosa katarak.
Mengetahui PT Agincourt Resources kembali menggelar operasi katarak gratis, pria yang berprofesi sebagai penyadap karet ini langsung bergegas menuju rumah salah seorang volunteer (relawan kegiatan operasi), yang berjarak sekitar 200 meter dari kediamannya. Ia mendaftarkan diri sebagai pasien operasi katarak.
Alinapia senang dan bahagia. Dirinya masuk dalam daftar pasien yang akan di operasi di Puskesmas Batangtoru. Ia berharap, mata sebelah kirinya bisa kembali melihat dengan jelas, sebagaimana mata sebelah kanan yang mendapatkan penanganan operasi pada tahun 2022.
Baca Juga:
Penculikan Penjabat Teras Pemkab Toba Dibarengi Penganiayaan dan Pengancaman
Meski jarak tempuh dari kampung halaman mencapai ratusan kilometer ke lokasi operasi, gelora semangat mengalir deras merangsang impian, menggapai ruang waktu, terangkum dalam hasrat dan jiwa. Alinapia menikmati perjalanan dengan bahagia dan penuh suka cita. Dibenaknya, sorotan tajam sang jendela jiwa kembali terpancar.
“Mudah-mudahan, dengan operasi ini, mata sebelah kiri saya dapat kembali berfungsi dengan baik," ujar pria kelahiran tahun 1963 ini dengan optimis
Dorongan dan semangat itulah yang membuat Alinapia ikut menjalani operasi katarak untuk kedua kalinya. Apalagi, pada operasi katarak tahun 2022, dokter yang menangani sukses mengembalikan penglihatannya. Saat itu, gangguan penglihatan mata kanannya, bisa teratasi. Ia bisa kembali beraktivitas dengan normal.
Namun, pada saat katarak menyatroni mata sebelah kiri kurun satu tahun terakhir, aktivitas pria yang merupakan tulang punggung perekonomian keluarga ini, menjadi terkendala. Sementara istri tercinta telah meninggal dunia, tiga bulan pasca ia naik meja operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Tapanuli Selatan.
“Sebagai tulang penggung keluarga, saya harus tetap sehat dan prima. Untuk itulah saya mengikuti operasi katarak ini. Kalau mata saya ngak diobati, tentu saya akan kesulitan mencari nafkah,“ imbuh Alinapia, saat menunggu antrian di lokasi operasi katarak gratis di Puskesmas Batangtoru.
[Redaktur : Tohap Simaremare]