danau-toba.wahananews.co | Berita duka untuk Indonesia. Tokoh Fisika Indonesia, Profesor Pantur Silaban Ph.D tutup usia 84 Tahun di RS Santosa, Bandung, Jawa Barat, Senin (1/8/2022).
“Rektor, Pimpinan, dan Segenap Keluarga Besar ITB turut berduka cita atas berpulangnya Prof. Pantur Silaban, Ph.D., Purna Bakti Guru Besar KK Fisika Teoretik Energi Tinggi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Baca Juga:
Tokoh Fisikawan Prof. Pantur Silaban, Ph. D. Meninggal Dunia
Semoga Almarhum mendapat tempat mulia di sisi-Nya,” demikian dilansir dari laman facebook Institut Teknologi Bandung, Selasa (2/8/2022).
Dikutip dari Wikipedia, Prof. Pantur Silabah Ph.D lahir pada 11 Januari 1937, di Sidikalang, Kabupaten Dairi.
Dia adalah anak dari Israel Silaban (+) dan Rugun br. Lumbantoruan, dikenal sebagai Doktor Indonesia pertama dalam Bidang Teori Relativitas Umum.
Baca Juga:
Duka Cita, Tokoh Fisikawan Prof. Pantur Silaban, Ph. D. Meninggal Dunia
Dilingkungan keluarga, keempat putrinya adalah lulusan perguruan tinggi ternama. Anna adalah sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.
Ruth Silaban adalah Dokter Spesialis Saraf dari Fakultas Kedokteran ITB. Sarah Silaban, lulusan Teknik Sipil ITB, dan Sibungsu Mary Silaban adalah lulusan Teknik Geologi ITB.
Dikutip dari lipi.go.id, sebagaimana disampaikan wartawan kompas, Prof. Pantur Silaban disebut memiliki banyak lelucon.
“Saya suka dengar dan baca joke yang ada moral ceritanya. Kadang saya ciptakan sendiri.
Sering manusia dengan segala cara membenarkan diri. Jarang orang membuka kartu bahwa ini kesalahan saya.
Lelucon menguliti kita dari bungkus kemunafikan,” kata Pantur saat ditanya darimana lelucon itu berasal.
Pantur bahkan mengaku terkesan dengan etos kerja Yahudi, sehingga pemberian nama keempat putrinya berbau Yahudi. Anna, Ruth, Sarah dan Mary.
Demikian dengan ketiga cucunya, Joshua Bala, Jeremy Binsar, dan Joseph.
Bahkan, diantara lelucon yang dimilikinya pun berbau Yahudi.
“Anda tau Syracuse itu Universitas orang Yahudi. Hanya ada dua jenis manusia yang diterima disini. Kalau bukan Yahudi, ya pasti orang pintar. Anda tau saya bukan Yahudi,” kata Pantur berkelakar. [mps]