Tapsel, WahanaNews.co - Enam belas tahun sudah kedua mata Aminah Tuzzuhria Pohan (18), warga Desa Jambur Padang Matinggi, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), terkena katarak. Pandangannya buram, penglihatannya tidak jelas, semua serba samar.
Akibat keterbatasan biaya, kedua orang tuanya tidak bisa berbuat banyak terhadap penyakit yang diderita Aminah Tuzzuhria. Penghasilan yang pas-pasan, menjadi faktor penyebab saran dokter untuk dilakukan operasi, tidak terpenuhi.
Baca Juga:
Rekapitulasi Putungsura Tingkat Kabupaten, Kapolres Toba Mari Bersatu Desember Penuh Kasih
"Di usia dua tahun, dokter sudah menyarankan putri kami untuk dioperasi. Namun, kondisi ekonomi kami sangat tidak memungkinkan," ungkap Toibah Sibarani, ibu Aminah Tuzzuhria.
Enam belas tahun kemudian, nasib baik berpihak kepada Aminah Tuzzuhria. Orang tuanya mendapatkan cara untuk kesembuhan penyakit yang diderita remaja berhijab ini. Kamarudin Pohan, ayah Aminah, mendengar informasi jika PT Agincourt Resources (PTAR) menyelenggarakan bakti sosial operasi katarak gratis, di Puskesmas Batangtoru, Tapanuli Selatan.
Tanpa berpikir panjang, Kamarudin Pohan mendaftarkan Aminah kepada relawan operasi katarak Tambang Emas Martabe. Dengan menumpang bus dari Panyabungan, Aminah bersama orang tuanya menuju Puskesmas Batangtoru. Aminah akhirnya bisa mengikuti operasi katarak gratis pada tanggal 25 Juli 2024.
Baca Juga:
Berkah Ahir Tahun Warga Desa Ampolu Terima BLT DD 2024
Operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe menjadi momen krusial bagi Aminah Tuzzuhria. Lensa mata sebelah kiri yang keruh akibat katarak telah diganti dengan lensa buatan, oleh dokter spesialis RS Mata Mencirim 77 Medan.
"Setelah menanti selama 16 tahun, harapan untuk dapat melihat dengan jelas sudah di depan mata,” ujar Aminah Pohan, dengan senyum menghias di bibir.
Aminah Tuzzuhria merupakan putri kedua dari lima bersaudara, pasangan Kamarudin Pohan dan Toibah Sibarani. Ia didiagnosa menderita katarak sejak berusia dua tahun. Setelah belasan tahun disatroni gangguan penglihatan, kini ia berharap dapat kembali melihat dunia.
Walau menderita gangguan penglihatan sejak balita, Aminah mempunyai semangat yang tinggi untuk bersekolah. Saat ini, ia duduk di bangku kelas tujuh Pondok Pesantren Darud Tarbiyah Jambur. Pasca menjalani operasi, raut kebahagian terlihat di wajah santriwati yang bercita-cita menjadi guru ini.
Sentuhan lembut PT Agincourt Resources, menyadarkan Aminah Tuzzuhria untuk tidak terjebak dalam kekurangan. Melecut semangat, menuju operasi mata sebelah kanan yang akan dilaksanakan awal Agustus 2024 di lokasi yang sama. Teranglah jendela jiwa, demi sebuah masa depan yang gemilang.
"Saya akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, agar cita-cita menjadi guru dapat tercapai,” ucap Aminah, yang didampingi ibu tercinta, Toibah Sibarani.
[Redaktur : Tohap Sumaremare]