WahanaNews-DanauToba | Walau telah dilakukan pembenahan infrastruktur dan perluasan lokasi, pasar tradisional Sibabangun, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), masih tetap semrawut, dan kerab menjadi langganan macet setiap hari pekannya.
Ironisnya, instansi terkait seakan tutup mata dengan keadaan tersebut. Pasar mingguan yang sangat ramai di kunjungi konsumen ini tidak memiliki tata kelola yang baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya pedagang yang berjualan di lokasi parkir dan pinggiran jalan. Kondisi ini ditenggarai menjadi pemicu utama kemacetan lalu lintas.
Baca Juga:
Penanaman Bawang Merah Pertama untuk Areal 5 Ha di Percontohan Poktan Sinar Jaya
Padahal, pasar yang sudah ada sejak jaman Belanda itu telah direnovasi dan diperluas. Namun sampai kini balairung yang dibangun melalui DAK bidang sarana perdagangan dan APBD Kabupaten Tapanuli Tengah TA 2012 tersebut, tak kunjung di tempati oleh pedagang.
“Desember 2012 pembangunan 1 unit balairung dan 1 unit kios telah selesai di kerjakan oleh CV Ferry. Tapi hingga kini mengapa tidak di tempati, kita kurang tahu," ujar Amrizal, warga setempat, Rabu, (15/3/2023).
Menurutnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Tapanuli Tengah bersama dengan Satpol PP, harus menertibkan pedagang yang berjualan di area parkir dan sekitar Jalinsum, sembari merelokasi ke bangunan yang tersedia.
Baca Juga:
Babinsa Imbau Warga Tetap Jaga Kekondusifan
"Apa gunanya balairung itu di bangun kalau hanya untuk pajangan. Padahal biaya pembangunan balairung itu sangat menakjubkan,” imbuhnya
Pantauan di lapangan, Rabu (15/3/2023), pasar yang terletak persis di Jalinsum Sibolga - Padang Sidempuan itu semakin tidak karu-karuan. Pedagang dengan sesuka hati menggelar lapak tanpa ada usaha dari pihak berwenang untuk melakukan penertiban. Antrian mobil, truk dan betor semakin lama semakin sumpek dan padat.
Bukan hanya warga sekitar, para pengendara yang melintas harus mengelus dada menyaksikan kemacetan yang terjadi akibat banyaknya pedagang kaki lima yang menggelar lapak hingga ke badan jalan. Angkutan desa yang parkir menunggu penumpang di badan jalan, faktor lain penambah kemacetan.