"Saya ingin ini kita jawab, siapakah orang Batak itu ?. Orang Batak dahulu adalah orang yang santun, suka bergotong-royong (membangun ruma gorga), tidak seperti sekarang, membangun ruma gorga hanya dengan mengeluarkan uang dari kantong (senilai 1,5 M), Marsiadapari (mengerjakan sawah secara bergiliran), memiliki ketrampilan dan ilmu pengetahuan, dan suka bermusyawarah (melakukan tonggo raja) dalam mengambil sebuah keputusan," sebut Bupati Poltak Sitorus.
"Kami bangga punya orang seperti bapak, menulis buku ini. Sebuah buku dapat mengubah kepribadian, dan pola pikir masyarakat, ke arah yang lebih baik," kata Bupati Poltak Sitorus.
Baca Juga:
Arnod Sihite Dilantik Ketua Umum PTSBS Periode 2024-2029: Ini Daftar Lengkap Pengurusnya
Menurut Bupati Toba ini, Permainan tradisional seperti Margala, dapat membentuk karakter yang tangguh, jujur, kreatif, mempunyai daya juang, dan juga memiliki tenggang rasa.
"Kami akan sebarkan ini kepada anak-anak kita, bukan hanya sekedar diketahui, tapi untuk dibudayakan," sebut Bupati Toba menambahkan.
Bupati Toba meminta kepada Plt. Kepala Dinas Pendidikan Rikardo Hutajulu, agar Permainan tradisional seperti Margala kembali dimunculkan (digalakkan). Meskipun permainan ini mungkin adalah hal yang baru bagi mereka. [mps]