Tapteng.Wahananews.co, Pandan - Sejumlah Orangtua siswa dari salah satu sekolah dasar di Lubuk tukko Kecamatan Pandan Tapteng berharap agar sekolah dasar negeri yang menjadi tempat anak anak mereka menimba ilmu dilengkapi juga dengan buku mata pelajaran. Agar para orang tua dan anaknya tidak repot lagi mengeluarkan biaya untuk fotocopy buku pelajaran, agar anaknya bisa mendapatkan materi pembelajaran dari buku paket yang ditugaskan oleh tenaga pengajar di sekolah ini.
Seperti halnya buku paket, yang merupakan buku cetak yang menjadi acuan mata pelajaran. Buku ini menjadi salah satu syarat mutlak penunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kurangnya buku membuat siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh tenaga pengajar (Guru).
Baca Juga:
Dua Teman Korban Siswa SMKN Semarang yang Tewas Ditembak Polisi Masih Trauma
Keluhan ini disampaikan oleh M Marpaung orangtua siswa SD Negeri 155684 Lubuk Tukko 1 Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada awak media, sebab anaknya tidak mendapatkan buku paket dari sekolah, dan membuat anaknya kerap menangis karena tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh Gurunya.
"Anak saya kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) maupun sekedar mengulangi pelajarannya kembali di rumah karena tidak mendapatkan buku paket dari sekolah," ujarnya kepada awak media beberapa waktu yang lalu.
Orangtua ini juga mengeluh jika di sekolah, anaknya sering meminjam buku (kongsi) jika sedang di kelas dan sudah hampir setahun lamanya.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
"Kalau di kelas, ya kongsian sama temannya, sudah masuk semester kedua ini," kata M Manurung.
Sementara itu Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri 155684 Lubuk Tukko 1, Resensi Sihotang ketika dikonfirmasi membantah hal tersebut.
"Siapa orangnya, jangan mengada-ada, siapa nama orangnya itu, jangan mengada-ada mulutnya," ucapnya dengan nada tinggi di ruangan Guru, Sabtu (23/3/2024) pagi.
Kepsek ini juga mendesak agar awak media juga menyebutkan nama siswa dan yang melaporkan hal ini pada wartawan, perihal kurangnya buku paket di sekolah tersebut.
"Jangan jangan karena tidak dikerjakan PRnya, atau tinggal bukunya di rumah. Sekali lagi seperti itu dikasih tahu siapa namanya, kelas berapa, biar jelas kita," tantangnya dengan nada emosi.
Salah seorang Guru di sekolah tersebut juga menyahut kalau permasalahan kurangnya buku karena jumlah siswa yang mendaftar melebihi jumlah siswa yang sebelumnya.
"Permasalahan tidak ada buku, mungkin siswa kelas 1 yang dulu mungkin 25 siswa sementara siswa yang mendaftar 40 siswa. Otomatis kurang bukunya. Pemesanan buku dari Dinas Pendidikan per semester, disitulah kekosongannya," ocehnya seperti diduga menutupi alasan kekurangan buku mata pelajaran di sekolah ini.
[Redaktur : Hadi Kurniawan]