WahanaNews-DanauToba | Ketua Kelompok Konservasi Penyu Pantai Binasi, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sahbudi Sikumbang, tidak bisa menahan kesedihan saat ditanya Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara, Musa Rajekshah, apa alasan mau mengorbankan harta dan waktu untuk mengurusi ribuan penyu.
Sahbudi Sikumbang, mengaku sekitar tahun 2.000 lalu memutuskan merawat hewan reptil yang tidak memiliki telinga eksternal tersebut, setelah memperhatikan seekor penyu di pantai yang terus melihat ke arahnya dan mengeluarkan air mata.
Baca Juga:
Wujudkan Medan Smart City, Aulia Rachman Resmikan Gedung Kantor PLN Icon Plus SBU Regional Sumbagut
"Saya ke kanan dia (penyu) lihat saya ke kanan, saya jalan ke kiri dia lihat juga. Jadi kayak saya ngerasa dia minta pertolongan,” ujar Budi, menjawab pertanyaan Musa Rajekshah di rumah dinas Wagub, Jalan Teuku Daud, Medan, Selasa (28/2/2022).
Pria yang berprofesi sebagai nelayan ini mengungkapkan sempat dibilang gila dan mendapat penolakan dari keluarga. Namun Sahbudi tetap bertahan dengan keinginannya. Hingga akhirnya Budi memiliki 13 pekerja dan telah melepaskan sebanyak 10.875.000 tukik (bayi penyu) dan penyu sejak tahun 2013.
"Kebetulan ada kenalan saya punya kontak Pak Wagub. Saya WhatsApp dan dibalas. Alhamdulilah, rasanya senang sekali. Kami berharap Pak Wagub bisa datang nanti ke Binasi, Tapteng,” harapnya.
Baca Juga:
Ini Dia Daftar 145 Lokasi di Medan yang Sudah Gunakan Sistem E-parking
Mendengar kisah Budi, Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah pun terkagum. Ia berjanji segera mungkin mengatur jadwal untuk mengunjungi Budi dan rekan-rekannya di Konservasi Penyu Pantai Binasi di Tapteng.
Musa Rajekshah menambahkan,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melihat di bagian mana bisa membantu konservasi, agar bisa bertahan dan terus berkembang.
“Nanti Insya Allah, kita berkunjung ke sana dan kita lihat dimana Pemprovsu bisaembantu. Karena memang kita tahu penyu ini termasuk hewan langka,” ujar Ijeck. [rum]