DANAU TOBA SAMOSIR WAHANA NEWS.co, Dalam rangka menjaga dan melestarikan ke arifan lokal khusunya di Batak Toba, Suluh Muda Insfiratif ( SMI ) yang juga salah satu Mitra kemendikbud dan berdomisiili di Kota Medan, melaksankan kegiatan Diskusi Publik dengan materi " Memajukan Budaya Investasi Daerah ", yang dilaksankan di Hotel JTS desa Siopat Sosor kecamatan Pangururan,Selasa 13 / 08/ 2024.
Kegiatan diskusi Publik yang mengundang beberapa Narasumber Jonner Simbolon Anggota DPRD Samosir, Hotraja Sitanggang Asisten II Pemkab Samosir dan para pelaku budaya. Peserta yang di undang dikisaran 120 peserta dari para pemerhati budaya, pelaku kegiatan budaya dan masyarakat.
Baca Juga:
Anggiat Sinaga, PTPS Agar Dapat Bekerja Secara Profesional
Nagoes Puratus Sinaga salah satu peserta diskusi publik yang juga pelaku wisata menyampaikan bahwa kegiatan diskusi tersebut sangat mendukung dengan kegiatan yang lagi mereka laksanakan, dijelaskan bahwa dirinya di komunitas SOLU sebagai Pembina dengan ketuanya Debora Angelia Pardosi. " Dalam menjaga dan melestarikan Ke arifan lokal Nusantara khusunya di Batak Toba Generasi Muda itu salah satu ujung tombak dalam pelestarian Budaya " ucap Nagoes Puratus Sinaga. Lanjut, Nagoes menyampaikan bahwa Komunitas SOLU yang berasal dari para pegiat budaya generasi muda dari Kawasan Danau Toba yang memiliki kesamaan dan kerinduan akan kelestarian budaya dan berkumpul di wadah Komunitas SOLU, tempat atau basecamp Komunitas SOLU ada di Balige Kabupaten Toba. Dengan thema acara hari ini, "Mempertahankan keberagaman Warisan budaya di era Globalisasi". Maka Kami dari generasi Muda melakukan pergerakan dalam upaya melestarikan warisan budaya salah satu program dan Agenda " Manise Monsak, artinya Manise dalam bahasa Indonesia Menyapa dan Monsak salah satu budaya dan olahraga beladiri di Batak Toba " ujar
Nagoes Puratus. Nagoes Puratus Sinaga menjelaskan bahwa Komunitas SOLU di undang oleh Suluh Muda Inspirasi (SMI) adalah sebagai salah bentuk apresiasi kepada team manise monsak yang sedang berjuang dalam upaya untuk pendokumentasian dan pengarsipan kembali pengetahuan maha karya warisan budaya Batak Toba salah satu nya Monsak Batak
" Kami dari team manise bergerak ke tujuh kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba (Toba,Humbang Hasundutan,Tapanuli Utara, Pakpak Barat, Dairi, Samosir, Simalungun) dan tambahan ke Kabupaten Labura, guna menemui para pelestari monsak dan mendokumentasikan nya dalam bentuk Film dokumenter, Buku dan Gambar " ucap Nagoes, ucap Nagues. Menurut Nagoes Puratus bahwa dari perjalanan manise monsak saat ini,ternyata begitu beragam nya monsak di Tanah Batak para tetua yang menjadi narasumber, rata rata sudah berumur dan salah satunya berusia 82 tahun, namun masih begitu bersemangat melakukan atraksi monsak. "Sumber monsak yang kita temui sangat mendukung niat baik para generasi muda untuk kembali mengangkat dan melestarikan monsak batak". Tim manise monsak dan para narsum juga sedang berupaya untuk memperjuangkan agar kelak warisan budaya monsak dapat terdaftar sebagai salah satu warisan budaya non benda. Program Manise monsak merupakan jilid satu dan akan terus berjalan untuk melakukan pelestarian untuk manise budaya lainnya. Program Manise kita lanjutkan dengan Program Manise gondang, Manise Ulos, Manise Tortor dan Manise Ritual Ritual Habatahon agar betul betul terdokumentasi dengan baik dan dapat nantinya sebagai arsip budaya", penuh semangat. Setelah tim manise monsak selesai dalam proses editing maka akan dilanjutkan dengan kegiatan Forum Grup Diskusi ( FHD) dan akan mengundang nara sumber yang ada di 7 Kabupeten tersebut, dalam rangka untuk mendukung program dari Komunitas SOLU.
Tim manise monsak terdiri dari 8 orang, dan seharunya punya harapan dengan adanya program Manise monsak ke depannya dapat mengajak para generasi muda turut serta dalam upaya pelestarian budaya.
Baca Juga:
Robin Sianturi: Ajak Warga Taput Tolak Politik Dinasti, Dukung Paslon Bupati dan Wakil Bupati JTP-DENS
Nagoes berharap, pelestarian budaya tanpa sebuah pendokumentasian dan pengarsipan mungkin akan jalan di tempat, maka melihat kondisi tersebut tim manise berinisiasi melalukan perjalanan budaya untuk melestarikan budaya dan ke Arifan lokal sebagai program Manise monsak patut mengapresiasi mereka agar tetap bersemangat dalam melestarikan Monsak.
Kami juga punya harapan bagaimana nantinya para pemangku kebijakan baik daerah maupun pusat mulai melirik bagian budaya yang hampir tergerus dan menuju kepunahan agar kedepannya ada program dalam pelestarian budaya dan ke Arifan lokal,
Pemerintah sudah sepatutnya mendukung upaya upaya pelestarian yang dilakukan para generasi muda, dengan adanya kegiatan hari ini diharapkan akan menjadi momentum baik yang akan memberi dan membakar semangat untuk pelestarian budaya Nusantara khusunya di Batak Toba.
Redaktur/ Tohap Simaremare