Samosir Wahana News.co // Andaliman, Merica Batak Yang Mendunia
Andaliman kaya dengan aroma pedas dan wangi jeruk. Menjadi identik kuliner Batak.
Andaliman salahsatu tanaman yang tumbuh dan dikembangkan di Daerah Kawasan Danau Toba, salah satunya Kabupaten Samosir.
Andaliman asal Kawasan Danau Toba dapat menembus pasar Internasional, Andaliman Samosir ekspor keluar negeri resmi dilepas Bupati Samosir, Vandiko Timoteus Gultom, dan pelepasan bendera oleh sekretaris Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi (DDTT), Kementerian Desa Pengembangan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi, Sudrajat bersama Head Of Environment PT. Astra Bondan Susilo di Desa Garoga, Kecamatan Simanindo 10/7/2024.
Baca Juga:
Kemenko Polhukam Monitoring Kesiapan Pelaksanaan Pilkada Tahun 2024 di Provinsi Sumatera Utara
Kiki Andrea(41) salah satu tokoh muda menggeluguti bidan kepariwisataan, UMKM dan pengembang tanaman Andaliman di kanal tinggal Kelurahan Tuktuk, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, terlihat piawai memetik tanaman andaliman, rempah yang berbentuk kecil beraroma tajam menyerupai jeruk.
Andaliman kaya dengan rasa, ada pedas saat diicip, biasanya dinamai merica Batak.
Tanaman endemik yang mampu hidup secara liar, tidak hanya menjadi identitas kuliner Batak, tapi juga kini sudah menembus pasar internasional.
Baca Juga:
Hadiri Pengajian BKMT, Ini Pesan Atika Azmi Utammi
Andaliman yang memiliki nama latin Zanthoxylum Acanthopodium DC ini, biasa diolah untuk bumbu campuran makanan tradisional masyarakat batak seperti arsik, naniura, ayam napinadar dan lainnya.
Ada banyak kandungan vitamin di dalamnya, sehingga melekat dalam istiadat Batak sebagai merica.
Kabupaten Samosir berada pesisir barat Sumatera Utara di kelilingi Danau Toba, Daerah ini kaya dengan keragamanan hayatinya, salah satunya, andaliman yang kini tengah dikembangkan oleh Kiki Andrea tokoh muda tersebut.
Kiki menanam tanaman Andaliman diatas lahan 14 Ha di Desa Salaon Dolok dan Desa Janji Maria, petani yang dibina sebanyak 50 kk.
Kabupaten Samosir berada di pesisir barat Sumatera Utara. Daerah ini kaya dengan keragamanan hayatinya, salah satunya, andaliman yang kini tengah dikembangkan oleh masyarakatnya.
Rasa yang khas, unik, dan banyak khasiat ini menjadi identik kuliner masyarakat Batak sebagai bumbu makanan dan minuman, tak salah jika andaliman menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, bagi banyak keluarga di desa, mereka bergantung dengan tanaman itu sebagai penambah ekonomi keluarga,” jelas Kiki.
Kiki bercerita pengalamannya terkait petani binaannya di desa Dolok 30 kk, desa Janjimaria 20 kk, namun mereka belum membentuk kelompok tani, namun mereka berdiri di Komunitas Pelestari Andaliman Samosir (Kopas), awalnya dalam pengembangan Andaliman dirinya mendapat pembelajaran dan pembinaan dar Pemerintah Kabupaten Samosir.
Kiki mendalami pengembangan Andaliman sejak tahun 2016 dan mulai produksi dibelakang rumah, tepatnya dilokasi hsaha Juwita Cafe Tuktuk, ujarnya.
Awal mulanya membuka usaha penanam andaliman dan penjualan bermodalkan dana sebesar delapan juta rupiah, namun dengan semangat yang tinggi dan dukungan pemkab Samosir mendorong semangat dan ilmu dalam tatacara pengolahan Andaliman.
Ia merasa, perkembangan bisnis di kawasan Danau Toba, dengan olahan kearifan lokal sangat minim.
“Orang di Toba itu lambat bisnis beverage (minuman). Padahal banyak pendatang dan kondisi wilayahnya seperti kabupaten lain, sehingga saya geluguti bisnis dengan bisnis Andaliman menembus pasar internasional yaitu andaliman,” katanya untuk menambah nilai ekonomi dari komoditas andaliman ini.
Proses pengeringan andaliman sebagai salah satu cara menembus pasar ekspor, proses pengeringan andaliman sebagai salah satu cara menembus pasar ekspor.
Kiki menjadi tokoh muda orang yang mengembangkan andaliman hingga menembus pasar internasional
Ketika usaha masih dalam produk rumahan dan jumlah petani belum banyak minat, namun Andaliman sudah terkirim ke Negara Swedia, melihat peluang yan ada Kiki mendapat dukungan dari Dinas Koperindak Samosir, mengikutkan kegiatan event pameran, mengurus sertipikat halal dan juga produk dapat nasuk Alpamidi, memberikan alat mesing penggiring dan ikut dalam pelatihan cara ekspor barang, ujarnya.
Kiki di tahun 2023 mendirikan PT.Samosir Organic Agriculture denan brandingnya samosir andaliman(samandali) dan bergabung dengan OT Astra International.
Jadi Andaliman dari Kabupate Samosir yang diolah bersama petani dan masyarakat mendapat go international, sudah ekspor ke negara Swedia, Jerman, dan Prancis.
Andaliman memang tanaman unik, tanaman ini secara lingkungan mampu menjaga keasrian hutan, karena bagian batang dan daunnya yang dipenuhi duri, menjadi pelindung tanaman lain di sekitarnya.
“Dahulu andaliman hanya ada di dalam hutan Sumatera Utara, tapi sekarang, karena pengetahuan semakin luas, proses budidaya dilakukan dan banyak yang berhasil di wilayah diluar Sumatera.
Tanaman ini hanya bisa tumbuh di wilayah ketinggian di atas 1.000 meter permukaan laut (MDPL). Biasanya tumbuh di bawah naungan pohon lainnya, tutupnya.
Redaktur: Tohap Simaremare