Danau-Toba.WahanaNews.co, Samosir - Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, menghadiri Rapat Koordinasi Provinsi/High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Sumatera Utara pada Kamis (07/03) di Aula Raja Inal Siregar (RIS) Lt. 2 Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro No. 30, Medan.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Forkopimda Provinsi Sumatera Utara, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, serta Kepala Daerah se-Sumatera Utara. Bupati Samosir didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Hotraja Sitanggang, Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian, Tumiur Gultom, Kadis Komunikasi dan Informatika, Immanuel TP. Sitanggang, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Melva Siboro, dan Kepala Bagian Perekonomian, Tri Endis Manalu.
Baca Juga:
Pemberhentian Sejumlah Pj. Penghulu oleh Plt. Bupati Rohil Tuai Kritikan
Rapat dipimpin langsung oleh Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, dan mengambil tema "Mendorong Penguatan Pasokan dan Efisiensi Rantai Pasok dalam rangka menghadapi HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 2024 Serta Akselerasi Perluasan dan Percepatan Digitalisasi Transaksi Pemerintah Daerah".
Menurut Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, ketersediaan pasokan komoditas pangan menjelang Ramadan di Sumatera Utara dipastikan aman dan mencukupi, namun panjangnya jalur distribusi kerap menjadi pemicu kenaikan harga barang. Berdasarkan data BPS, beras Sumatera Utara mencapai 26.699 ton, daging ayam 35.630 ton, dan telur ayam sebanyak 73 juta kg. Masalah saat ini bukanlah pasokan pangan yang kurang, melainkan jalur distribusi yang cukup panjang.
“Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak terkait, terutama yang menjadi pemegang kebijakan. Dari kondisi ini, masalah kita bukan pasokan, melainkan rantai pasok atau tata niaga yang cukup panjang dan tidak efisien,” kata Hassanudin.
Baca Juga:
Heboh Foto dan Video Mesra Bupati Nias Barat dengan Kadis Pariwisata, Nitizen: Semakin Menyala
Hassanudin mendorong para kepala daerah se-Sumatera Utara untuk mengadakan pasar murah, karena pasar murah terbukti dapat menahan laju inflasi apabila dilakukan secara masif. “Kami juga mengajak Bulog, produsen, dan distributor minyak goreng, gula, telur ayam untuk melakukan pasar murah yang langsung menyentuh konsumen akhir, terutama masyarakat kelas bawah,” ujar Hassanudin.
Selain itu, pada mudik IdulFitri 2024, Hassanudin juga mendorong program mudik gratis karena sektor transportasi juga termasuk salah satu pemicu inflasi. “Untuk itu segera dipersiapkan dengan baik program mudik gratis agar berjalan dengan baik. Kami yakin akan dapat menekan laju inflasi yang diperkirakan pada momen hari raya akan mengalami kenaikan,” ucap Hassanudin.
Pada Februari 2024, inflasi Sumatera Utara secara year on year (y-on-y) mencapai 2,50%. Sumatera Utara masuk dalam 10 provinsi dengan inflasi terendah nasional, sedangkan inflasi nasional saat ini mencapai 2,75%.
Menurut Hassanudin, saat ini dibutuhkan optimalisasi kerja sama antar daerah. Pada prinsipnya, kerja sama antar daerah dilakukan dengan cara menyuplai pasokan ke daerah-daerah defisit dari daerah surplus.
“Untuk itu, kita harus menguatkan kelembagaan kita dan memperkuat BUMD pangan kita sebagai agregator,” tutur Penjabat Gubernur Sumatera Utara.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, I Gede Putu Wira menyampaikan bahwa terdapat beberapa komoditas penyumbang inflasi di Sumatera Utara, termasuk beras, daging ayam, cabai merah, dan lainnya. Lebih lanjut, ia memberikan beberapa rekomendasi, mulai dari optimalisasi pasar murah, memanfaatkan fasilitasi distribusi pangan, memberikan subsidi ongkos distribusi pangan, hingga melakukan sidak pasar.