DANAUTOBA.WAHANANEWS.CO - Kabupaten Samosir, yang terkenal dengan keindahan Danau Toba, kini tengah bersiap untuk memasuki era baru ekonomi berbasis karbon. Dr. John W. Situmorang, putra daerah Samosir yang kini menjabat sebagai Peneliti Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tengah memimpin sebuah program inovatif untuk menangkap peluang ekonomi karbon melalui perhutanan di wilayah ini.
Dr. Situmorang, yang memiliki keturunan dari Desa Hutaginjang, Kecamatan Simanindo, memiliki visi yang kuat untuk memajukan kampung halamannya. Program penangkapan karbon, yang diusungnya, diharapkan dapat menjadi solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Samosir.
Baca Juga:
Usai Terpilih Jadi Ketum Kadin di Munaslub, Begini Pernyataan Anindya Bakrie
"Program ini merupakan salah satu terobosan terbaru dalam memajukan ekonomi masyarakat Kabupaten Samosir," ujar Dr. Situmorang saat bertemu dengan masyarakat Desa Hutaginjang pada Senin, 26 Agustus 2024.
"Ini akan menjadi peluang berbasis perhutanan masyarakat yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi mereka," imbuhnya.
Program ini tidak hanya melibatkan BRIN, tetapi juga menggandeng beberapa universitas terkemuka di Sumatera Utara, seperti Universitas Simalungun Pematang Siantar, Universitas Muslim Nusantara, dan Universitas Sumatera Utara (UDA) Medan.
Baca Juga:
Berhasil Naik dari Posisi 102 ke 75 di Tahun 2023, Menko Airlangga: Saya Optimis Indonesia Capai SDGs Tahun 2030
"Sebelum memulai program ini, kami telah melakukan diskusi panel di Universitas Simalungun (USI) yang dihadiri oleh Pembina USI, Bapak PV Sihaloho, MBA, Rektor USI, Dr. Sarintan Damanik, para Dekan Fakultas Ekonomi, Pertanian, dan Hukum di lingkungan USI, serta perwakilan dari UMN dan UDA, Kami memilih Desa Hutaginjang sebagai lokasi awal program ini," jelas Dr. Situmorang.
Tim BRIN yang dipimpin Dr. Situmorang kemudian melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang direncanakan sebagai area penangkapan karbon. Dr. Situmorang menjelaskan bahwa program ini akan memanfaatkan skema kompensasi profit.
"Program ini didasarkan pada Perjanjian Paris yang telah diratifikasi. Kedepannya, diharapkan masyarakat Kabupaten Samosir akan mendapatkan keuntungan ekonomi melalui program ini, Pohon-pohon yang ditanam untuk menangkap karbon akan memberikan manfaat ekonomi bagi mereka," ujar Dr. Situmorang.