Jakarta.WahanaNews.co - Kegiatan menggelar ulos sepanjang 1.000 meter di Monas, Jakarta, berhasil digelar pada Minggu, 5 November 2023. Penyelenggaraan ini dilakukan usai Aksi Bela Palestina berlangsung.
Ulos sepanjang 1.000 meter tersebut tiba di Monas dibawa oleh Tim Panitia Hari Ulos dari Tano Ponggol, Pangururan, Samosir, Sumut melalui transportasi darat. Sebelum menuju Jakarta, Pj Gubsu Hassanudin melepas perjalanan mereka di Rumah Dinas Gubernur Jalan Sudirman No. 41 Medan.
Baca Juga:
Terduga Teroris yang Pernah Rencana Aksi di Singapura Ditangkap Densus 88
Beberapa tokoh hadir dalam kegiatan ini, seperti Ketua Umum Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Arif Rahmansyah Marbun, Ketua Umum Pemuda Batak Bersatu (PBB) Lambok F Sihombing, Ketua Umum Gerakan Pemuda Alwashliyah (GPA) Aminullah Siagian, dan bekas Pimpinan KPK Saut Situmorang.
"Sebelum menggelar ulos sejauh 1.000 meter, Tim Panitia Hari Ulos serta peserta gabung dengan Aksi Bela Palestina mulai pukul 07.00 WIB sampai 10.00 WIB. Lalu, ulos sepanjang 1.000 meter dideploy setelah Aksi Bela Palestina berakhir," ungkap Sekretaris Panitia Arief Tampubolon di lokasi, Minggu 5 November 2023 sekitar pukul 13.00 WIB.
Arief menyampaikan bahwa sekitar 500 orang dari beragam latar belakang ikut serta dalam kegiatan ini, meliputi mahasiswa, organisasi berbasis di Sumatera Utara, dan masyarakat yang bergabung Aksi Bela Palestina.
Baca Juga:
Aksi Berani Pelaku Curas di Kebun Sawit dan Sempat Buron Berakhir di Sel Tahanan
"Yayasan Pusuk Buhit sebagai penyelenggara pimpinan Efendy Naibaho berkolaborasi dengan mahasiswa dari PB IMSU pimpinan Lingga Nasution. Kolaborasi tim ini sangat mengagumkan dan sukses menghasilkan penggelaran ulos 1.000 meter di Monas," tuturnya.
Arief berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat positif bagi pemerintah untuk menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional.
"Kami mohon agar pemerintah, terutama Presiden Jokowi, mempertimbangkan penetapan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional. Hanya itu permohonan kami, samakan ulos dengan batik sebagai warisan budaya tak benda," tegas Arief Tampubolon.
[Redaktur : Irvan Rumapea]