WahanaNews-DanauToba | Majunya pariwisata kabupaten Samosir tidak lepas dari perjuangan seorang pemandu lokal di era Tahun 70-an dan 80-an adalah almarhum Mangoloi Sidabukke yang merupakan salah satu masyarakat Tomok yang sekarang masuk ke Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Hal tersebut disampaikan oleh Harry Bos Sidabutar rekan seperjuangan almarhum Mangoloi Sidabukke, Minggu (26/3/2023) malam, di kediamannya di Tomok.
Baca Juga:
Ikatan Akademi Paradigta Indonesia, 23 Kader Pekka Angkatan 1 di Meranti Diwisuda
"Mangoloi Sidabukke, jika wisatawan menyebutnya 'Manggoloi', ia itu pejuang pariwasata Samosir, dan Kita punya rencana untuk membuatkan patung dirinya sebagai bentuk penghargaan terhadapnya," kata Harry Bos.
Harry Bos menceritakan pada masa itu, Wisatawan yang datang dari Medan, tujuan utamanya Sibolga dan menuju Nias. Dimana dirinya dengan almarhum Mangoloi membujuk wisatawan agar mau berwisata ke Samosir. Hal itu mereka lakukan ketika Bus ALS (Antar Lintas Sumatera) Singgah loket ALS yang ada di Parapat.
"Masa itu kita menanyakan kepada wisatawan akan tujuan mereka, pada masa itu wisatawan yang berkunjung kebanyakan datang dari Australia, dan hanya kami berdua dengan almarhum yang menguasai bahasa inggris hingga memudahkan Komunikasi dengan wisatawan," kenang Harry Bos.
Baca Juga:
2000 Peserta Ramaikan Pawai Ta'aruf MTQN Ke 55 dan Festival Nasyid Tingkat Kecamatan Meranti
Harry Bos juga mengisahkan kenangannya bersama almarhum, dan mengatakan pada waktu itu ada beberapa wisatawan yang menunda untuk berwisata ke Sibolga, namun karen berkeinginan untuk mengunjungi Pulau Samosir. Di masa itu Harry Bos menjelaskan kemampuan mereka mengenalkan pulau Samosir dan serunya mengarungi Danau Toba dengan Solu (Perahu) tanpa mesin yang jarak tempuhnya berkisar 9 Kilometer ke Tomok.
"Untuk membawa Tamu ke Tomok, almarhum Mangoloi memang ahlinya, ketika angin datang ditengah Danau, ia akan pasang sarung sebagai layarnya, dan dia juga mengajak wisatawan untuk mendayung bersama sebagai salah satu daya tarik bagi Wisatawan," ungkap Harry Bos.
Harry Bos menjelaskan bahwa pada masa itu belum ada Travel, tapi berkat pelayanan yang diberikan almarhum Mangoloi ketika membawa wisatawan di pulau Samosir sangat baik, menjadi promosi yang baik bagi wisatawan yang lain pada waktu itu.Harry bos juga menjelaskan bagaimana dulunya almarhum Mangoloi Sidabukke membawa wisatawan berjalan di pulau Samosir, mendaki Bukit dari Tomok menuju Ronggur Nihuta, dimana Wisatawan itu dapat menikmati indahnya Danau Toba dan juga mengenal akan budaya Batak serta kehidupan masyarakat Pulau Samosir kala itu.