Sementara beberapa lobi gedung juga dinamai menggunakan nama-nama arah mata angin, yang juga dalam bahasa Batak Toba.
Seperti lobi Irrisana yang berarti timur laut, lobi Anggoni yang berarti tenggara, dan lobi Dangsina yang berarti selatan.
Baca Juga:
Ekspor Kemenyan Tembus Rp847 M, Luhut Dorong Hilirisasi Komunitas
Secara fisik bentuk arsitektur bangunan Menara A juga terinspirasi kain ulos khas Batak, dengan bagian mahkota atau puncak gedung yang juga terinspirasi puncak atau atap rumah adat Batak Toba.
Menara A memiliki luas 91.000 meter persegi, yang terdiri dari tiga tingkat bagian ground floor, enam tingkat area parkir, dan tiga zona perkantoran dengan total terdiri atas 33 lantai.
Sementara itu, di beberapa tempat juga ditempatkan dan dipajang sejumlah seni instalasi berbahan perunggu karya seniman perupa Teguh Ostentrik.
Baca Juga:
Tunggu Perpres, Luhut Pastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya Tak Mandek
Filosofi Masyarakat Batak
Di dinding lobi utama Menara A menghadap area pintu masuk, Teguh menempatkan lima instalasi perunggu berbentuk kain-kain ulos, yang seolah terbang melayang di udara.