Dasar menentukan kriteria pembeda dan penanda waktu juga berbeda beda antara satu orang dengan orang lain.
Sekelompok orang menggunakan lintasan peredaran bulan sebagai instrumen penentu dan pembeda waktu.
Baca Juga:
Antara TB Simatupang, LBP, Maruli Simanjuntak dan Pengabdian Untuk Bangsa
Kelompok lain menggunakan pergerakan semu matahari (terbit di timur dan terbenam di barat) sebagai pembeda waktu.
Kesulitan mendefinisikan konsep waktu, bersumber pada keterbatasan vocabulary (perbendaharaan kata). Untuk memberikan penjelasan, ahli sains menggunakan teknik analogi dalam menjelaskan konsep waktu sebagai sesuatu yang bersifat relatif.
Misalkan anda melakukan perjalanan jarak jauh, menumpang kereta api dengan durasi waktu tempuh 6 jam. Di sebelah anda ada penumpang wanita lanjut usia yang cerewet, menyebalkan, maka anda merasa perjalanannya lama sekali.
Baca Juga:
Koruptor Tangkapan KPK, Terbesar Terkait Proyek Negara
Jika penumpang di sebelah anda adalah seorang wanita cantik, muda, ramah dan suka tersenyum, maka waktu tempuh 6 jam, terasa sangat singkat. Penjelasan analogi seperti itu membuat orang jadi mengerti konsep waktu bersifat relatif.
Dengan membangun persepsi tentang waktu, orang dapat membuat penanda sekaligus pembeda dan pembabakan dalam waktu. Orang membangun persepsi, ada hari baik, ada hari akhir pekan/hari libur, hari besar, tahun baru.
Menurut sains, tidak ada perbedaan antara satu hari dengan hari lainnya. Persepsi manusia yang membuat seolah olah ada perbedaan antara satu hari dengan hari lain.