Tapsel, WahanaNews.co, Raut wajah Zulkifli Lubis (43) dan Efrida Harahap (39) terlihat cemas. Tatapan tajam disertai deru nafas yang sedikit memburu, bukti kegelisahan pasangan suami istri (pasutri), warga Kelurahan Batu Nadua Jae, Kota Padangsidimpuan ini. Bibir Efrida tiada henti-hentinya bergerak, Ia sedang berdzikir sembari memanjatkan doa.
Bagaimana tidak, Zulia Afiqah Lubis (10), anak semata wayang
Zulkifli dan Efrida, sedang berjuang menuju ruang masa depan. Mata sebelah kiri gadis belia yang masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar itu di bedah tim kedokteran dari RS Mata Mencirim 77 Medan, di salah satu ruangan Puskesmas Batang Toru, Tapanuli Selatan (Tapsel), Jumat (2/8/2024).
Baca Juga:
PJU DAN Karyawan PT RMM Sikarakara Bersih Dari Narkoba
Zulia Afiqah Lubis menderita katarak pediatrik sejak umur delapan bulan. Hal ini diketahui, saat mata sebelah kiri Zulia yang terlihat berbeda dengan mata kanan, diperiksakan ke dokter spesialis mata. Dari keterangan dokter, Zulia yang saat itu masih bayi dinyatakan mengidap katarak pediatrik.
Zulkifli Lubis mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Ia pernah membawa Zulia ke Rumah Sakit TNI Padangsidempuan, untuk mengikuti operasi katarak yang digelar Tambang Emas Martabe. Namun keinginan mengembalikan penglihatan putrinya terpaksa di pendam. Usia Zulia saat itu masih belum layak mendapatkan penanganan bedah.
"Saat itu dokter mengatakan jika putri saya belum bisa di operasi, karena usianya yang masih balita. Harus menunggu usia mencapai 10 tahun," kata Zulkifli.
Baca Juga:
Minimalisir Penggunaan Narkoba PT RMM Bekerjasama BNNK Adakan Tes Urine Karyawan
Tiba-tiba, terdengar panggilan dari pengeras suara kepada Efrida Harahap. Yuup...., ini menandakan jika Zulia telah selesai dioperasi.
Bergegas Efrida Harahap mendatangi pintu kamar operasi dan menyambut putrinya dengan dekapan kasih sayang. Zulia yang muncul dengan mata sebelah kiri tertutup perban, tersenyum manis menyambut dekapan ibunda tercinta.
Keterbatasan penglihatan yang dirasakan Zulia membuatnya kesulitan mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Ia memendam harapan untuk melihat dunia dengan terang benderang, sebagaimana anak-anak seusianya. Zulia yang bercita-cita jadi dokter ini ingin sukses di masa depan.
Itulah sebabnya, Zulia yang ramah dan memiliki budi pekerti baik ini, terlihat tenang saat berada di ruang tunggu operasi. Ada diantara ratusan pasien katarak yang didominasi penderita lanjut usia, tidak membuat Zulia minder. Semangat yang begitu kuat terpancar dari wajah Zulia. Sepertinya, Tuhan memberi kepercayaan diri layaknya wanita dewasa kepada gadis cilik ini.
Menjadi pasien termuda dalam bakti sosial operasi katarak gratis Agincourt Resources, membuat Zulia menjadi pusat perhatian. Petugas yang lalu lalang menyapa Zulia dengan lembut. Sesekali, Zulia mengayun-ayunkan kaki untuk mengusir rasa jenuh.
Zulia Afiqah Lubis, gadis kecil penderita katarak pediatrik yang memiliki tekad kuat untuk sembuh. Demi menggapai mimpi menjadi seorang dokter, Zulia berjanji akan belajar tekun dan konsisten.
"Aku harus menjadi dokter, agar nantinya bisa mengabdi kepada masyarakat," ujar Zulia optimis.
Redaktur/ Tohap Simaremare