Akibat banjir dan longsor yang terjadi di kawaaan wisata ini, tingkat kedatangan wisatawan turut menurun.
Tidak bisa dibantah kondisi itu turut mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Status Kaldera Jangan Sampai Dicabut dari Kawasan Otorita Danau Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat dan Pemprov Sumut Segera Penuhi Peringatan Keras UNESCO
Padahal sebagian besar mereka mengadalkan sektor pariwisata sebagai mata pencaharian.
Berkaca dari peristiwa ini, Pemerhati Wisata John Oktaveri mengatakan, kawasan wisata Danau Toba mau tak mau harus berbenah untuk mencapai target destinasi wisata kelas dunia.
Menurut dia, orientasi terhadap eco-friendly travel yang kian populer tidak hanya membutuhkan kesadaran pelaku industri wisata di sektor perhotelan, namun juga semua pihak termasuk masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Tragedi Tengah Malam di Danau Toba, Tiga Remaja Tewas Tenggelam Saat Cari Ikan
“Para pemangku kepentingan industri pariwisata eco-friendly travel di kawasan Danau Toba perlu melakukan gerakan penanaman kembali pohon untuk menghijaukan kawasan tersebut,” ujar John di Jakarta, dikutip Kamis (10/4/2025).
Jhon mengaku sering mengunjungi destinasi wisata di Provisni Sumatera Utara tersebut, termasuk saat bersama rombongan Press Gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) tahun 2019.
Rombongan saat itu menginap di The Parapat View Hotel, salah satu hotel berbintang di kota turis Parapat.