WahanaNews.co | Pasca banjir tahun baru 2022, Bupati Toba Ir. Poltak Sitorus mememerintahkan dilakukan penyelidikan terhadap dugaan pembalakan hutan sebagai penyebab banjir.
Penyelidikan dilakukan melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba dengan survey hutan di hulu sungai.
Baca Juga:
“Wine Mangga” Samosir Diperkenalkan di Bazar UMKM Kaldera Toba
Daerah yang dilanda banjir meliputi Kecamatan Porsea, Silaen, Bonatua Lunasi, dan Parmaksian.
Dikutip dari laman Facebook Lensa Kominfo Toba, Bupati mengatakan telah turun langsung ke salah satu hulu sungai di Desa Lumban Sangkalan, Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi.
Dari situ diketahui bahwa luapan air dari hutan sangat besar, menabrak tanggul hingga jebol. Sehingga terjadi banjir di persawahan warga.
Baca Juga:
HUT Kabupaten Toba ke-23 Ada "Opera Simardan", Ini Rangkaian Kegiatan Pemkab
“Kita langsung turun ke hulu sungainya. Dimana terjadi disitu ada yang jebol tanggulnya. Memang dari apa yang saya lihat disana itu, setelah hutan ada sawah memang disitu saya lihat ada aliran sungai yang besar. Lalu setelah hutan ada sungai yang membelok. Lalu air yang besar ini menabrak tanggul hingga meluap. Dan inilah airnya yang melanda desa sangkalan ini semua sampai kebawah,” kata Bupati.
Bupati mengaku menerima informasi akibat ada pembalakan. Namun kebenarannya belum diketahui karena saat melakukan pengecekan ke lokasi, tidak ditemukan akses jalan.
“Itu yang kita tinjau kemarin. Kita coba naik ke atas tapi tidak ada akses jalan keatas dari daerah yang kita tinjau itu. Jadi saya tanya kepada masyarakat situ apakah ada pembalakan karena memang akses jalan tidak ada dari situ.
Belum [belum tau da pembalakan di hutan]. Jadi saya bilang ke lindup dalam rapat, coba telusuri itu (pembalakan liar) karena agak susah naik ke atas itu. Masyarakat juga ga bisa naik ke atas itu.
Tapi mungkin dari arah balik sana (hutan), kita belum tau kalau dari arah yang kita tinjau tidak ada akses,” tutur Bupati.
Dilanjutkan, pembalakan hutan adalah tindakan kriminal sehingga harus diproses hukum.
“Itu kan tindakan kriminal, akan kita tindak. Hal itu tidak boleh dan kita sudah lihat apa yang terjadi. Akibatnya sangat merugikan kita dan masyarakat. Sesuai dengan itu kita tindaklanjuti, kita akan cek ke lapangan, saya sudah perintahkan lindup (Dinas Lingkungan Hidup Toba) untuk menyurvei di lapangan,” kata Bupati.
Terakhir, Bupati menyebutkan bahwa penyebab banjir adalah curah hujan ekstrim. Namun untuk mengetahui penyebab lain seperti informasi pembalakan hutan, maka akan dilakukan penyelidikan survey lapangan.
“Tadi ada di kecamatan bonatua lunasi, kecamatan parmaksian, kecamatan parmaksian, dan juga silaen. Nah ini kan berbeda dibeberapa tempat. Beda sungai beda kejadiannya. Jadi curah hujan yang sangat ekstrim, jadi bencana itu terjadi ada faktor itu (curah hujan) juga. Tapi kalau ada faktor (pembalakan) seperti yang tadi, sekali lagi kita akan coba cek di lapangan. Sekarang ini belum tau,” kata Bupati kepada wartawan. [mps]