Menurutnya, melahirkan politik beretika adalah salah satu bentuk pendidikan politik yang sudah sangat sulit ditemukan dalam beberapa waktu belakangan ini.
"Banyak peserta pemilu atau pilkada hanya berfokus pada politik menang menangan dan meraih suara dengan berbagai cara, tanpa memikirkan dampak lebih jauh terhadap perilaku atau etika yang menjadi cerminan bagi masyarakat," terangnya.
Baca Juga:
Korban Pengeroyokan Tim Satika-Sarlandy Melapor ke Polres Taput
"Proses politik tanpa etika yang berkembang di kalangan pihak pihak yang diajukan atau diusung oleh parpol sudah selayaknya menjadi bahan evaluasi bagi parpol agar kualitas demokrasi dan pemilu tidak semakin memburuk akibat ketidakmampuan pihak yang diusung dalam melaksanakan aturan dan misi parpol," tuturnya.
Menurutnya, hal tersebut menjadi preseden buruk bagi legitimasi parpol memastikan kepatuhan kadernya.
"Apa yang terjadi di Kabupaten Toba bisa menjadi preseden buruk bagi legitimasi Partai Politik dalam memastikan kepatuhan kadernya dalam menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan, sementara secara UU, Partai Politik adalah tulang punggung proses kaderisasi, rekrutmen dan penyiapan kepemimpinan lokal dan nasional," pungkasnya.
Baca Juga:
Masyarakat Desa Lobu Siregar 1 & 2 Butuh Perubahan
[Redaktur: Tohap Simaremare]