“Malaysia langkawi, dan srilanka yang punya hanya 30 cm abu vulkanik di dinding bukitnya itu bisa menjual, mempromosikan paket wisata. Hanya mengandalkan 30 cm lapisan abu vulkanik, sementara kita lokasinya ada di tapak aktivitas vulkanik dengan segudang bukti abu vulkanik, batuan geologi, fosil tumbuhan, fosil hewan tapi tidak memapu menjual dengan paket wisata,” tutur Yance.
Menurutnya, Dewi Asina dapat dikelola dengan metode CRM (Cultural Resources Management) atau manajemen sumber daya budaya.
Baca Juga:
Kasus Aktif Covid-19 Jadi 47 Orang, Satgas Segera Aktifkan Posko Desa
“Jadi sebenarnya ini bisa kita kembangkan dengan metode CRM (Culture Resources Manajemen) – manajemen sumber daya budaya – jadi bagaimana jejak-jejak gelogis, biologis, budaya yang terekam ini bisa kita kemas dalam paket wisata yang menarik pengunjung,” tambahnya.
Sementara itu, Yance Wirtjes menceritakan sejarah Gunung Toba. Sebuah Gunung berapi raksasa yang beberapakali mengalami letusan. Dahsyatnya, letusan Gunung Toba pernah hampir memusnahkan populasi manusia di bumi.
“Letusan pertama itu terjadi 800.000 tahun lalu itu membentuk kaldera haranggaol. Setelah 400.000 tahun kemudian, meletus lagi membentuk kaldera porsea. Jadi ada dua kaldera, di utara haranggaol di selatan porsea,” tuturnya.
Baca Juga:
Kapolres Toba Rapat Bersama Penanganan Covid-19
Kemudian 74.000 tahun lalu meletus lagi, letusan yang paling dahsyat paling besar ini menjebol wilayah daratan antara kaldera haranggaol dan porsea. Sehingga terbentuklah kaldera yang besar sekarang kita sebut danau toba.
“Letusan itu disebut giga tekto vulkano. Giga itu raksasa, tekto itu tektonik, vulkano itu vulkanik. Jadi kombinasi gerakan tektonik dengan gerakan vulkanik, terjadi letusan besar. Setelah itu terbentuklah danau, diisi air, dan belum ada kehidupan,” kata Yance menjelaskan.
Selanjutnya, sekitar 33.000 tahun yang lalu ada satu aktivitas tektonik lagi mengangkat dasar danau ke permukaan menjadi daratan SAMOSIR. Dari daratan samosir ini, bagian yang termuda itu terangkat 3000 tahun lalu itulah yang disebut semenanjung TUKTUK.