DANAUTOBA.WAHANANEWS.CO- Dua lokasi penyampaian aspirasi tutup TPL oleh Aliansi Gerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL menuai beragam komentar. Aliansi Gerak Tutup TPL memulai aksi dari Terminal Tarutung, Selasa (27/5/2025) pukul 10.00 WIB.
Aksi yang dikomandoi Anggiat Sinaga ini beranggotakan lebih dari 5 ratus orang ya g berasal dari masyarakat adat, mahasiswi, kelompok tani, AMAN Tano Batak dan KSPPM Parapat serta sejumlah aktivis lingkungan.
Baca Juga:
Aliansi Aktivis Jabar Tuntut Pengusutan Dugaan KKN Di Dinas PSDA Jawa Barat
Mengenakan ulos dan diiringi gondang Batak, massa menyerukan tutup TPL sambil membentangkan sejumlah spanduk yang menarasikan penolakan kehadiran PT TPL di Tanah Batak.
Lokasi pertama yang disambangi adalah Kantor DPRD Taput. Sahat Sibarani bersama sejumlah anggota DPRD lainnya mendengar dan melihat langsung aksi para demonstran di halaman Kantor DPRD Taput. Solider dengan penderitaan masyarakat adat, Sahat Sibarani berani menyerukan tutup TPL. Bahkan, ia menyampaikan narasi penolakan kehadiran perusahaan bubur kertas tersebut.
Anggiat Sinaga, sebagai pemimpin aksi mengatakan, pihaknya merasa gembira karena disambut hangat oleh DPRD Taput. Perwakilan massa juga diminta masuk ke ruang rapat DPRD Taput guna mendapatkan informasi terkait pengaruh PT TPL bagi masyarakat kawasan Danau Toba.
Baca Juga:
Bersama Aliansi, Qudwah Indonesia Siap Kirim Armada Kepedulian untuk Palestina
"Dua lokasi kita sambangi dalam aksi ini yaitu Kantor DPRD Taput dan Bupati Taput. Di DPRD tadi, hangat. Banyak masukan yang kita berikan kepada DPRD agar TPL ini segera tutup," tutur Anggiat Sinaga, Selasa (27/5/2025).
"Mereka menerimanya dengan baik dan akan segera membentuk pansus. Besok, akan ada Bangun dan akan dibawa dalam paripurna hingga menetapkan siapa saja anggota dalam pansus tersebut," lanjutnya.
"Semangat itu pasti kita kawal," terangnya.