"Ketinggian hilal pada 10 Maret 2024 berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura dan 0,87 derajat di Tua Pejat. Sementara, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024 berkisar antara 10,7 derajat di Merauke sampai 13,62 di Sabang Aceh," ucapnya.
Secara terpisah, Kepala BBMKG Wil. I, Hendro Nugroho menerangkan bahwa BMKG dilibatkan dalam pengamatan rukyat hilal sebagai tanda mulainya puasa Ramadhan 2024 yang akan ditentukan melalui sidang Isbat yang digelar oleh Kementerian Agama RI yang rencananya digelar pada Minggu 10 Maret 2024.
Baca Juga:
Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh pada Selasa 12 Maret 2024
Secara teknis, mekanisme observasi rukyat hilal penentu 1 Ramadhan 2024 menggunakan teleskop atau teropong yang secara digital sangat modern dan terkomputerisasi dengan teknologi informasi sehingga bisa dilakukan live streaming," terangnya.
Hendro juga menambahkan apapun hasil yang didapat BMKG akan mengikuti proses sidang Isbat dan menghimbau untuk masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi hoax terkait perbedaan mulainya puasa dan berharap mendapatkan informasi dari kanal resmi BMKG yaitu instagram @infobmkg dan website www.bmkg.go.id.
[Redaktur : Andre]