“Kami meyakini bahwa sangat penting mengembangkan multiple intelligences yang tidak hanya berfokus pada pendidikan formal di sekolah, tetapi juga pendidikan pengembangan minat bakat dan kreativitas anak melalui pendidikan non-formal di luar sekolah,” ucap Christine.
Dituturkan, program ini dimulai pada tahun 2009. Kala itu, PTAR membangun satu Taman Baca Anak (TBA) di Desa Napa, Batang Toru, Tapanuli Selatan. Setelah manfaatnya dirasakan banyak orang, secara bertahap perusahaan membangun 13 TBA lainnya. PTAR juga menyediakan fasilitas pendukung berupa buku bacaan dan berbagai alat permainan edukatif.
Baca Juga:
Sofian Sitorus Korban Yang Diduga Diculik, Melaporkan Kejadian Tersebut ke Polres Toba
Setelah pembangunan rampung, fasilitas TBA diserahterimakan kepada pemerintah desa. Lantas, pada 2018 PTAR membangun pusat kegiatan ekstrakurikuler berbentuk amphitheater yang aman dan ramah anak, berkapasitas sekitar 500 orang, di Desa Napa. Pusat kegiatan itu diberi nama Sopo Daganak.
“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah menyeimbangkan pendidikan berbasis intelektual (kognitif), dengan pendidikan karakter. Berbagai metode pembelajaran karakter diterapkan di TBA dan Sanggar Seni Sopo Daganak,” timpal Christine.
Metode yang dimaksud antara lain, belajar mendongeng, berpuisi, mewarnai, menari, drama, musik modern, dan kursus bahasa Inggris. Kegiatan pelestarian budaya lokal juga turut dilaksanakan, di antaranya musik tradisional gondang topap, gondang toba, dan gordang sambilan.
Baca Juga:
Penculikan Penjabat Teras Pemkab Toba Dibarengi Penganiayaan dan Pengancaman
Komitmen PTAR di bidang pendidikan non-formal seni dan budaya membuahkan hasil membanggakan. Sanggar Seni Sopo Daganak berhasil menyabet juara II di Festival Warisan Budaya Nusantara di Jakarta Mei lalu, dan akan mewakili Indonesia dalam ajang budaya di Turki pada November mendatang.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Sahabat Cerdas (Persada), Dastri Sejoli mengatakan, enam penari berusia 14 – 17 tahun asal Batang Toru, akan menampilkan empat tarian di Turki antara lain, Tari Tortor Hata Sopisik dan Tari Saman. Persada merupakan lembaga berbasis masyarakat yang menjadi mitra PTAR dalam program TBA dan Sopo Daganak.
“Tidak pernah terpikir di benak anak-anak bahwa mereka akan tampil menari hingga ke luar negeri. Mereka sangat bangga atas prestasi tersebut. Mereka sangat percaya diri untuk bisa menunjukkan kebolehan mereka di Turki nantinya,” sebut Dastri.