TAPTENG, WAHANANEWS.CO, Warga Kelurahan Sibabangun, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah, akan menggelar aksi unjuk rasa ke PT Tri Bahtera Srikandi (TBS), yang beroperasi di Desa Anggoli, Kecamatan Sibabangun. Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan TBS ini dinilai tidak menunaikan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) alias tanggung jawab sosial.
Warga geram, sejak beroperasi, PT TBS tidak pernah berkomitmen untuk terlibat aktif dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan di tengah-tengah masyarakat. Padahal, keberadaan PT TBS dengan pabrik kelapa sawitnya, telah membuat warga Sibabangun dirugikan, yakni polusi udara dan tercemarnya Sungai Sibabangun akibat pembuangan limbah pabrik.
Baca Juga:
Upacara Memperingati Hari Sumpah Pemuda Berjalan Dengann Suasana Sederhana
"Mereka tidak peduli dengan kesejehteraan warga sekitar. Sikap apatis tersebut seperti proposal yang tidak direspons dan permintaan penyediaan air bersih yang hanya janji-janji," ujar Giman, yang didampingi, Agus Riangga, Marwandi, Ance Siregar, dan puluhan warga Sibabangun lainnya.
Diungkapkan, akibat air sisa proses pabrik kelapa sawit milik PT TBS membuat sungai Sibabangun sering kali keruh dan berlumpur. Tercemarnya sungai membuat warga tidak lagi bisa memanfaatkannya untuk aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK). Warga yang mengandalkan sungai untuk mandi, mencuci pakaian dan peralatan dapur, sudah tidak lagi bisa memanfaatkannya.
Yang lebih ironisnya sambung Giman, kondisi sungai yang tercemar berdampak terhadap budidaya ikan, yang selama ini menjadi kearifan lokal warga sekitar melalui pola privatisasi tradisional lubuk larangan. Akibat
kondisi Sungai Sibabangun yang sudah tidak sehat, ikan-ikan yang dibudidayakan tidak bekembang, kepadatan ikan juga sudah jauh menurun.
Baca Juga:
Ismansyah Putra Nasution Gelar Sutan Soalampoon Harajaon Madina, Kenapa Kita Harus Memilih Boby, Ini Alasannya
"Kemungkinan beberapa tahun kedepan, kearifan lokal lubuk larangan yang telah menjadi warisan turun-temurun akan punah. Ini sudah berapa kali kita sampaikan ke pihak perusahaan, namun tidak pernah di respon," kata Giman dengan nada kesal.
Menuntut tanggung jawab dan terlibat aktif dalam membangun ekonomi berkelanjutan, Giman menegaskan akan segera menggelar aksi unjuk rasa ke PT Tri Bahtera Sikandi. Ia juga menyebutkan jika rencana demonstrasi telah dikoordinasikan dengan Forum Peduli Putra Putri Daerah (FP3D) Kecamatan Sibabangun.
"Keberadaan pabrik kelapa sawit milik PT TBS telah membuat banyak warga sengsara. Secepatnya kita akan menggelar aksi unjuk rasa," tegasnya.
Terpisah, Ketua FP3D Kecamatan Sibabangun, Dzulfadli Tambunan, membenarkan sikap apatis PT TBS dalam upaya pembangunan ekonomi berkelanjutan. Menurutnya, anak perusahaan PT Sago Nauli itu terkesan bandel dan mengabaikan kewajiban sosialnya. Padahal, CSR adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh sebuah perusahaan. Konon lagi, keberadaan PT TBS telah menghadirkan dampak negatif di tengah-tengah masyarakat.
"CSR merupakan bentuk tanggung jawab sosial bagi perusahaan dan seluruh pihak yang ada di dalamnya untuk terlibat aktif dalam membangun ekonomi berkelanjutan. Perusahaan yang tidak melaksanakan CSR bisa terancam sanksi atau hukuman," sebutnya.
Tekait rencana aksi unjuk rasa,
Dzulfadli memastikan akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Penggiat lingkungan hidup yang sangat vokal ini menyebutkan jika pihaknya sedang mematangkan persiapan aksi yang akan digelar, termasuk tuntutan-tuntutan yang akan disampaikan, yang salah satunya meminta agar PT TBS tidak membuang limbah ke Sungai Sibabangun.
"Itu perusahan memang sangat bandel. Berulang kali masyarakat menyampaikan, tapi mereka selalu mengabaikan. Kita sedang mempersiapkan aksi, termasuk pembuatan SPA ke Polres Tapteng," tandasnya.
[Redaktur : Tohap Simaremare]