DANAUTOBA.WAHANANEWS.CO- Pembacaan pidato merupakan salah satu rangkaian dalam upacara Hari Lahir (Harlah) Pancasila ke-80 pada 1 Juni 2025. Mengutip Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025, pidato tersebut dibacakan sebagai amanat oleh inspektur upacara di semua tingkat pemerintahan. Isi pidato merupakan pesan dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menekankan pentingnya nilai Pancasila.
Berikut teks resmi pidato Hari Lahir Pancasila 2025 dari BPIP yang dibacakan oleh Wakil Bupati Toba, Audi Murphy O Sitorus saat menjadi Inspektur Upacara pada Hari Lahir Pancasila tingkat Kabupaten Toba yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Toba, Senin (2/6/2025).
Baca Juga:
Pemkab Toba Gelar Coaching Clinic Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Salam Pancasila!
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,
Hari ini, tanggal 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Juga:
Sambut Wisatawan Selama Liburan Idul Fitri, Kabupaten Samosir Siap Maksimalkan Pelayanan
Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebhinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Hadirin yang saya hormati,