Kita juga kehilangan "story telling" (cerita) yang sangat bernilai tentang Toba ini, story telling yang menceritakan nilai sejarah, budaya dan fakta nyata tentang Toba.
"Maka saya minta bagi para sastrawan dan penulis agar kita bisa buat story telling yang bernilai tentang Toba.
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
Kalau ada story telling yang berdasarkan data dan dokumen yang jelas maka saya yakin akan banyak orang tertarik dan datang untuk melihat dan mengenal langsung.
Karena yang mahal bukan alamnya saja namun kisah dan cerita yang bernilai tentang Toba kita ini. Cerita membuat orang dari kejauhan datang, ingin dapat kenangan yang banyak karena cerita itu," katanya.
Bupati Poltak bahkan mengajak para peserta untuk bersama sama memulihkan kembali Batak ke bentuk originalnya, Batak Naraja (Batak yang berkepribadian seperti raja).
Baca Juga:
Menjelang Hari H Festival Bunga dan Buah, Bupati Karo Bersama OPD Tinjau Lokasi
Karena Batak Naraja adalah kepribadian unggul orang Batak. Namarugamo (memiliki kasih),Namaradat (penuh kesantunan, menolong dan gotong royong), Namarparbinotoan (berilmu pengetahuan) dan namaruhum (taat hukum).
"Kami juga meminta baik karya sastra seperti puisi, cerpen, andung, gambarkanlah Batak Naraja, Anak ni Raja, Boru ni Raja harus jadi problem solving. Kita jadikan Balige kita ini Kota Batak," kata Bupati Poltak
Persoalan kekerasan seksual yang saat ini masih menjadi masalah besar, Bupati Poltak Sitorus meminta sastrawan untuk angkat persoalan ini dalam karyanya karena itu bukan kepribadian kita, bahkan dengan persoalan narkoba sejak dini.