DANAU TOBA-SAMOSIT WAHANANEWS.CO, Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba di buka oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (Dirut BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan yang dilaksanakan di Aula Rapat Toba, Polteknik Pariwisata Medan. Jumat, 27 September 2024
Peserta yang mengikuti FGD para Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekraft Provsu, Dinas Pendidikan Se Kawasan Danau Toba, Politenik Pariwisata Negeri Medan, Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGG), Kepala Sekolah SD, SMP SMA dan SMK di Kawasan Danau Toba, Direksi dan para Kepala DivisiBPODT. Narasumber dikegiatan FGD Dr Saut, Wanapri Pangaribuan.
Baca Juga:
Upacara Memperingati Hari Sumpah Pemuda Berjalan Dengann Suasana Sederhana
Dirut BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan dalam sambutannya menyampaikan bahwa lahirnya ide untuk membuat Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan di DPSP Danau Toba ini dilatarbelakangi oleh hasil evaluasi dari berbagai pihak, selain BPODT juga Bupati dan Kepala Dinas yang ada di Kawasan Danau Toba.
“ Lahirnya ide untuk membuat Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan di DPSP Danau Toba ini dilatarbelakangi oleh hasil evaluasi dari berbagai pihak, selain BPODT juga Bupati dan Kepala Dinas yang ada di Kawasan Danau Toba." Ucap Dirut BPODT. Jimmy Bernando Panjaitan menyampaikan juga bagaimana cara untuk dapat meningkatkan pelayanan di Kawasan Danau Toba dan juga apa yang dapat dilakukan dan bagaimana cara untuk dapat meningkatkan pelayanan di Kawasan Danau Toba yang sangat luas ini.
"Jawabnya kita mesti membuat suatu cara yang sifatnya masif dan berkelanjutan, oleh karena itu muncullah pemikiran untuk membuat kurikulum muatan lokal yang dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan di Kawasan Danau Toba” ucap Jimmy Bernando Panjaitan
Baca Juga:
Ismansyah Putra Nasution Gelar Sutan Soalampoon Harajaon Madina, Kenapa Kita Harus Memilih Boby, Ini Alasannya
Dirut BPODT juga menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata, jumlah pelaku pariwisata di Indonesia hanya 12 persen dari jumlah penduduk, berarti hanya 12 orang yang mempunyai sikap pariwisata dari jumlah penduduk Indonesia.
Dan bila perhitungan ini dijadikan alat ukur di Kawasan Danau Toba, berarti ada sebanyak 88 persen masyarakat Danau Toba yang belum paham pariwisata. Dalam rangka meningkatkan hal tersebut Danau Toba yang sudah dibangun dengan masif harus diimbangi dengan pelayanan yang baik juga.
Dirut BPODT juga berharap dengan Penyusunan penyusunan kurikulum muatan lokal kepariwisataan berbasis geopark di DPSP Danau Toba ini dapat diterapkan kepada siswa-siswi yang ada di Kawasan Danau Toba melalui pendidikan formal kepada siswa SD, SMP,SMA.
Pendidikan formal tersebut Kedepannya para Siswa akan mempunyai sikap pelayanan pariwisata. Dengan adanya nantinya Kurikulum Muatan Lokal Pariwisata Berbasis Geopark di DPSP Danau Toba yang berkelanjutan juga akan melibatkan masyarakat.
" Saya berharap melalui bantuan Bapak/ Ibu semua, kurikulum ini bisa terwujud dan dapat diaplikasikan di Kawasan Danau Toba. Besar harapan saya, Bapak Ibu dapat berkontribusi secara maksimal untuk dapat menghasilkan kurikulum tersebut ”ungkap Jimmy.
Saut Aritonang dan Wanapri Pangaribuan tim penyusun Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di DPSP Danau Toba, mengatakan bahwa mereka telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan kurikulum tersebut.
“ Kami sudah melakukan langkah yang diperlukan untuk penyusunan kurikulum tersebut antara lain: mengumpulkan 300 responden, melakukan searching/ brousing, menerima masukan dari ahli di bidangnya, mengundang perwakilan kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba ( KDT.) Dimana semua data yang dikumpul dan diolah. Outputnya adalah Naskah Akademik yang kemudian dapat dibuat menjadi Kurikulum Muatan Lokal bagi kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba” ujarnya.
Selanjutnya dijelaskan bahwa penyusunan kurikulum dilakukan dengan beberapa tahapan: Diantaranya penyusunan Konsep Kepariwisataan bagi DPSP Danau Toba, Evaluasi Awal di delapan kabupaten Kawasan Danau Toba, Evaluasi Model Kurikulum, Evaluasi Materi / Konten, Implementasi ke sekolah, Evaluasi Akhir, Penyerahan Dokumen Asli. Target yang akan dicapai adalah: Dokumen Model Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di DPSP Danau Toba Tahun 2024, Penetapan SK Gubernur Sumatera Utara dan SK Bupati se- Kawasan Danau Toba
Nantinya untuk penerapan Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di Tingkat SD, SMP dan SMA/SMK di DPSP Danau Toba, dapat dijadikan sebagai dokumen pendukung revalidasi status keanggotaan Toba Caldera UNESCO Global GEopark di UNESCO Global Geopark.
Adapun Tahapan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di DPSP Danau Toba akan berlangsung sebagai berikut: Perumusan Kebutuhan Pengembangan SDM Kepariwisataan di DPSP Danau Toba (Juli), Penetapan Objek Satuan Pendidikan sebagai Media Edukasi Konsep Kepariwisataan berbasis Geopark di DPSP Danau Toba. (Agustus), Evaluasi Awal ke-8 Kabupaten DPSP dgn 330 Responden terdiri dari: Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, SMK (Agustus 2024), Evaluasi Model Kurikulum Muatan Lokal (September), Evaluasi Materi konten Kurikulum Muatan Lokal ke Dinas Pendidikan Provsu, Dinas Pariwisata Provsu, Akademisi Poltekpar dan USU, Guru SD, Guru SMP dan Guru SMA/SMK, Pengurus Toba Caldera UNESCO Global Geopark (27 September), Implementasi uji coba Kurikulum Muatan Lokal Kepariwisataan Berbasis Geopark di SD, SMP, SMA SMK (4-5 Oktober), Evaluasi akhir (Oktober), Serah Terima Dokumen kepada Gubernur Sumatera Utara, Para Bupati se-Kawasan Danau Toba, Pengurus Toba Caldera UNESCO
[Redaktur: Tohap Simaremare]