TOBA WAHANANEWS.CO, Jalan penghubung antara Kabupaten Toba dan Labura yang berjarak sekitar 7 kilometer tak kunjung diperbaiki hingga saat ini. Karena jalan penghubung belum juga dijamah pemerintah, masyarakat alami kesulitan besar mengirimkan hasil pertanian dari kawasan tersebut ke Kabupaten Labura.
Hasil pertanian yang ada di kawasan tersebut bervariasi; sawit, kakao, karet, tanaman plawija, padi, nilam dan tanaman lainnya yang dinilai memiliki peluang besar memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Toba.
Baca Juga:
Upacara Memperingati Hari Sumpah Pemuda Berjalan Dengann Suasana Sederhana
Di kawasan tersebut terlihat para petani memiliki kemauan yang kuat bertani secara khusus tanaman yang tumbuh di daerah panas, misalnya sawit, kakao, dan karet.
Kepala Desa Cinta Damai Hasang, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Purba Nababan menuturkan kerinduan mereka akan diperbaikinya jalan penghubung Kabupaten Toba dan Kabupaten Toba tersebut.
“Jaraknya hanya 19 kilometer lagi ke Labura dari sini. Kita di sini tengah bergiat bertani, khususnya tanaman-tanaman yang jadi penambah PAD kita, misalnya sawit dan karet. Bila jalan ini sudah diperbaiki, saya yakin masyarakat di sini akan semakin bersemangat dan kita bisa lebih maju,” ungkap Purba Nababan beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Ismansyah Putra Nasution Gelar Sutan Soalampoon Harajaon Madina, Kenapa Kita Harus Memilih Boby, Ini Alasannya
Hingga saat ini, masyarakat sekitar harus mengirim hasil pertanian ke kawasan Pulau Raja yang berada di kawasan Asahan, Labuhan Batu Utara yang berjarak sekitar 200 kilometer dan memakan waktu pengiriman selama 1,5 hari.
Petani sawit Pusing Nababan (49), pengiriman dan kembali ke desa tersebut memakan waktu hingga 3 hari.
“Kita masih mengirimkan hasil tani, seperti sawit dari kampung kita ini dengan susah payah. Kita harus melintas dari Porsea menuju Pulau Raja yang ada di Asahan sana. Itu jaraknya sekitar 200 kilometer dengan kualitas jalan yang sebagian rusak parah," terangnya.