TOBA WAHANANEWS.CO, Masyarakat di Kecamatan Habinsaran, Borbor dan Nassau (Habornas) hingga saat ini masih alami kesulitan saat membawa hasil pertanian. Beberapa waktu lalu, masyarakat Habornas memperingati HUT RI di atas jalan berkubang. Selain jalan provinsi, jalan kabupaten juga dinilai masih banyak juga perlu dibenahi.
Seorang warga Balige yang juga pemerhati pembangunan di Toba Rinaldi Hutajulu merasa kecewa dengan kinerja Pemkab Toba di bidang infrastruktur jalan. Ia menjelaskan, Pemkab Toba mestinya harus memperbanyak upaya agar infrastruktur tersebut dapat sesegera mungkin dibenahi.
Baca Juga:
Upacara Memperingati Hari Sumpah Pemuda Berjalan Dengann Suasana Sederhana
Selama 35 tahun, masyarakat Habornas merasakan ketertinggalan dari kecamatan lain di kabupaten Toba ini. Menurutnya, DPRD Provinsi Sumatera Utara bakal membantu pengusulan dan pengawalan pembangunan infrastruktur jalan tersebut bila Pemkab gigiih memperjuangkan aspirasi masyarakat Habornas
"Kalau jalan provinsi, adanya anggaran yang dialokasikan oleh Pemprovsu sekitar Rp 2,7 triliun. Sampai sekarang, masih banyak anggaran itu yang belum habis. Kalau kita ngotot meminta ini dengan segala update laporan kondisi di lapangan dan dampaknya terhadap ekonomi masyarakat, saya yakin para dewan yang ada di provinsi juga masih memiliki hati nurani," ujar Rinaldi Hutajulu, Kamis 26/9/2024.
"Provsu ini memiliki 33 kabupaten/ kota. Kalau sering kita muncul di sana ditambah lagi kehadiran bupati bersama dewan untuk memperjuangkan, saya pikir ini bisa dibereskan secepatnya. Kita lihat sendiri bagaimana kondisi jalan di Ledong, Labura itu, sampai presiden turun," sambungnya.
Baca Juga:
Ismansyah Putra Nasution Gelar Sutan Soalampoon Harajaon Madina, Kenapa Kita Harus Memilih Boby, Ini Alasannya
Selanjutnya, ia juga menyoal kerugian masyarakat Habornas akibat infrastruktur jalan yang masih amburadul.
"Itulah yang kita sayangkan. Bagi Pemkab Toba, jangan hanya perjalanan dinas yang banyak. Pernah enggak Pemkab Toba menghitung berapa kerugian masyarakat gara-gara infrastruktur jalan rusak parah. Atau harus menggunakan jalur lain agar hasil pertaniannya sampai ke tujuan padahal kita punya jarak dekat dengan lokasi pengantaran hasil pertanian," sambungnya.
Menurutnya, ini bisa menjadi pemicu masyarakat sekitar Habornas malas bertani. Pasalnya, biaya operasional bisa saja lebih banyak dari untung yang seharusnya diperoleh.
"Akibatnya, petani bisa saja malas bertani karena jalan belum bagus. Misalnya, petani sawi di Kecamatan Nassau harus merugi hingga Rp 500 per kilogram karena harus melintasi ratusan kilometer dengan kondisi jalan rusak menuju Pematangsiantar. Padahal kalau dilanjutkan pembangunan jalan ke perbatasan Labura dengan panjang sekitar 7,5 kilometer, mereka bisa mengakses PKS dengan waktu 30 menit saja," terangnya.
Selain jalan provinsi, ia juga menyoal jalan kabupaten dan kecamatan yang ada di 3 kecamatan tersebut. Satu hal yang bisa dilakukan Pemkab Toba adalah menyediakan alat berat agar proses perbaikan jalan dapat berlangsung cepat.
"Hal ini perlu saya diskusikan dengan Kadis PUPR Toba yang sebelumnya. Saya usulkan waktu itu, agar Pemkab sediakan alat berat untuk tiga kecamatan itu dan ditempatkan di Habinsaran; Grader, Wales, dan Excavator dan armada Truk untuk pengangkut material," sambungnya.
"Inilah yang akan memaintenance dan merawat. Dengan alat ini, jalan perkebunan atau perladangan masyarakat ada. Tak harus diaspal, tapi yang pasti bisa digunakan agar pengangkutan hasil pertanian lancar," sambungnya.
Bahkan, ia juga pernah menghitung besaran anggaran untuk pengadaan alat berat tersebut.
"Untuk pengadaan ini, kita hitung kemarin itu dengan Kadis PUPR yang lama sekitar Rp 15 miliar. Kenapa mesti di Habornas, itu daerah yang tertinggal hingga saat ini dibanding dengan kecamatan lainnya dan itu bisa kita lihat secara nyata," terangnya.
Dengan demikian, ia meminta Pemkab Toba berkaca dengan apa yang dilakukan oleh pemkab lainnya yang berada di kawasan Danau Toba.
"Bisa kita berkaca dengan apa yang dibuat oleh Pemkab lain di kawasan Danau Toba, misalnya Samosir. Maka mereka miliki truck dan alat berat yang mumpuni. Gampang mereka jadinya lakukan sirtunisasi. Kalau di sini, kita konsepnya harus proyek," sambungny,a.
Selain penyediaan alat berat di Habornas, material untuk pengerasan jalan juga mudah ditemukan.
"Material untuk pengerasan jalan itu banyak ditemukan di Habornas. Maka, kita harapkan lokasi penempatan alat berat itu di Parsoburan agar terjadi hujan mengakibatkan kerusakan jalan dapat diatasi secara cepat," sambungnya.
"Selain alat beratnya, tentu yang perlu ditambah adalah operasionalnya; biaya operasional dan BBM. Ini bisa disiapkan anggarannya. Nah inilah yang harusnya dilakukan Pemkab Toba hingga nantinya kita bisa melakukan pengaspalan pada jalan itu," tuturnya.
[26/9 14:58] Johan Pangaribuan: Ket foto: Salah satu ruas jalan di Habornas rusak parah bak kubangan kerbau.
[Redaktur: Tohap Simaremare]